Sabtu, 30 April 2011

skuel BENCI.!!!!BENCII..!!! -_-

“Ag, ntar kalau nikah kamu pengen punya berapa anak?”

“ha? Ngga bosen apa ngomongin itu mulu?”

“ngga hehe” cengir Cakka. Dia lalu bangkit dari tidurnya dan menatap Agni. “Ag, kamu beneran mau kan nikah sama aku?” tanya Cakka, ia genggam kedua tangan gadisnya itu dengan erat. Namun gadis yang di tanya terlihat bingung ingin menjawab apa.

“Ag, kamu mau kan?” tanya Cakka lagi. Tapi gadisnya itu tetap tak menjawab, malah semakin bingung.

Cakka menghela napas, selalu saja begini. Ketika dirinya bertanya tentang hal tersebut, gadisnya itu tak pernah menjawab, terkadang malah mengalihkan topik.

Walaupun pertanyaan itu bukan hal yang terlalu cepat begi mereka. Karena Cakka dan gadisnya itu yang tak lain adalah Agni sudah bertunangan lama, mulai dari kelas 3 SMA dan sekarang mereka telah kuliah. Jadi bukan hal yang tidak wajar kan kalau berbicara tentang hal tersebut.?

Gelagat Agni yang seperti tadi membuat Cakka terkadang meragukan cinta Agni padanya. Namun cinta Cakka sangat besar, dia harus memiliki Agni!

“Kka” Agni menarik kedua tangan Cakka yang akan lepas menggenggam tangannya. Cakka tersenyum masam yang membuat Agni merasa bersalah. “Kka dengarin aku dulu, aku bukannya ga mau nikah sama kamu. Tapi aku mau nyelesaiin kuliah aku dulu” jelas Agni.

Cakka sekali lagi mengembangkan senyum masamnya. Dia juga bukannya mau secepatnya menikah. Tapi dia terlalu takut Agni pergi lagi dari sisinya.

“iya” sahut Cakka singkat.

Sekarang giliran Agni yang menghela napas “ngga marah kan?”

Cakka tersenyum dan menggeleng kemudian berdiri dari atas sofa “aku pulang dulu yah”

“loh kenapa?”

“udah malam”

“tapi kan..

“malam sayang” Cakka mengecup dahi Agni dan langsung pergi ke arah pintu depan.

Agni sekali lagi menghela napas. Dia sangat tahu sifat Cakka yang gampang berubah. Namun Agni tak ambil pusing. Sikap seperti ini udah terbiasa buat dia. Paling besok kembali lagi..

***

“pagi sayang…”

Brruk! Semua buku yang di genggam Agni terjun bebas di atas lantai. Agni yang bermaksud ke perpustakaan kampusnya untuk mengembalikan beberapa buku sebelum kuliah masuk, tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang dan alhasil buku yang ia genggam jatuh semua.

Agni berbalik dan memasang tampang marahnya ke orang itu. Orang yang di tatap malah nyengir sambil menggaruk-garuk kepalanya.

“ga di ambil?” ucap Agni dingin. Orang itu nyengir lagi dan segera jongkok mengambil semua buku yang berserakan di lantai itu.

“sekali lagi jangan bikin aku kaget”

“hehe sorry Ag? bukannya mau ngagetin, cuma pengen peluk kamu aja. Kangen soalnya..”

Seperti apa yang di katakan Agni. Seorang Cakka tak akan bisa jauh dari Agni. Gimana pun sikap Agni kepadanya dia tetap menyayangi Agni.

“ya..ya” Agni segera berbalik, dia tidak mau terlambat masuk kuliah.

“tunggu Ag! ada yang jatuh”

“ha?eh makasih, aku duluan yah Kka!”

“Ag..

Cakka heran dengan sikap Agni. Sesaat dia ingin mengambil barang Agni yang jatuh tadi tepatnya sebuah amplop coklat besar, Agni tiba-tiba menyambar amplop itu dan mengambilnya. Namun yang Cakka herankan, kenapa sikap Agni tiba-tiba aneh seperti itu?

***

‘Ag..’

‘hm’

‘kamu lagi apa?’

‘lagi ga ngapa-ngapain, kamu?’

‘lagi mikirin kamu’

Terdengar suara Agni yang sepertinya sedang menghela napas..

‘Ag?’

‘ya Kka?’

‘kamu kenapa?’

‘ha?ngga pa-pa kok. Aku Cuma kecapekan aja’

‘oh yaudah, kamu tidur aja yah. night my sweety’

‘night’

Agni menekan salah satu tombol hpnya, untuk memutuskan sambungan telpon tersebut. Sekali lagi Agni menghela napas, namun sekarang terdengar lebih berat.

“ga ada pilihan lain yah?” lirih Agni. Ia memperhatikan amplop yang sekarang berada di genggamannya. Perlahan ia membuka tali yang mengait tutup amplop itu. Mengeluarkan sebuah kertas yang terlihat beberapa kalimat tercetak di atas itu.

“tapi ini adalah keputusan gue” Agni memasukkan kembali kertas tersebut dan menaruh amplop itu di dalam lacinya lalu menguncinya.

***

“pagi sayang? Berangkat bareng yuk?”

“Kka?” kaget Agni. Saat dia keluar dari pintu rumahnya, dia melihat Cakka telah bertengker di depan mobilnya.

Cakka kan tidak ada kuliah hari ini, tapi kok?

“ayo sayang, entar kamu telat lagi”

Agni paling tidak bisa melihat Cakka yang sangat care padanya. Dia seakan terhipnotis akan kebaikan dan ketampanan Cakka. Karena hal itu juga, hubungannya dengan Cakka baik-baik saja.

“Kka ga ada kuliah kan hari ini?”

“iya ga hehe”

“tapi kok mau antar aku?”

“ngga pa-pa, pengen ketemu kamu aja. Ngga boleh yah?”

Agni tersenyum datar lalu menatap Cakka dan berkata “ngga pa-pa, aku senang malah”

“yaudah berangkat sekarang yuk?”

“ya”

***

Agni mondar-mandir di dalam kamarnya. Entah apa yang ia pikirkan. Sepertinya masalah yang sangat berat, dia terkadang berhenti lalu mengacak-acak rambutnya sendiri.

“apa semuanya akan baik-baik saja?” tanya Agni pada dirinya. Ia sekarang menghentikan aktivitas anehnya tadi dan memilih untuk duduk di atas kasur.

“gimana kalau tidak?”

“gimana kalau aku nyesel?”

“gimana kalau tak sesuai harapan?”

“gimana kalau…

Kriek, bunyi suara pintu kamar Agni terbuka, membuatnya berhenti berbicara dan menatap orang yang berada di balik pintu itu.

“Cakka?” ucap Agni tak menyangka, kalau seseorang itu adalah Cakka,pacarnya.

Cakka tersenyum lalu berjalan ke Agni dan duduk di sampingnya “kok belum tidur?”

“lagi males aja, kamu juga kok ke sini? Udah malam kan”

“pengen ketemu kamu aja” jawab Cakka. Agni kembali heran dengan sikap Cakka. Kok kangennya ga hilang-hilang yah?

“nah ini aku, udah hilang kan kangennya?”

Cakka menggeleng manja lalu menarik Agni masuk ke dalam pelukannya. Sedangkan yang di peluk hanya pasrah, ini hal yang menurutnya sudah sangat biasa!

“Ag”

“Hm?”

“Agni sayang Cakka ga?” tanya Cakka lembut, tanpa melepaskan pelukannya itu.

“iya”

“ga bakal ninggalin Cakka lagi kan kayak dulu kan?”

“ninggalin? Kapan Agni ninggalin Cakka?”

“waktu masih SMA, gara-gara Oik”

Agni menggeleng mendengar perkataan Cakka. Masih ingat aja dia? “Cakka..Cakka.. masa lalu ga usah diingat”

“tapi kan, aku takut terulang lagi. Aku takut kamu pergi ninggalin aku lagi” lirih Cakka, meningat-ngingat peristiwa pahit dimana ia kehilangan separuh jiwanya itu. Yaitu Agni

Agni tersenyum lalu melepaskan pelukan Cakka dan berdiri, menatap Cakka, tersenyum kemudian memegang pipinya dan berkata “dengerin Agni yah Kka. Itu masa lalu. Gak usah di ungkit-ungkit lagi. Buktinya Agni ada di samping Kka kan?”

Cakka tersenyum mendengar perkataan Agni. Dia sangat beruntung mempunyai kekasih sepertinya “janji?”

Agni melepas tangannya yang sedari tadi memegang pipi Cakka. Raut wajahnya tiba-tiba berubah. Tak ada senyuman lagi yang merekah di wajah manisnya. Sepertinya dia ragu ingin membalas perkataan Cakka tadi.

“Ag?”

“aku..aku..

“kamu sakit?”

“ngga Kka”

“terus?”

“aku..aku..aku janji” Agni kembali tersenyum walau senyuman yang terlihat jelas sangat di paksakan.

Cakka tersenyum dan menarik kembali Agni ke dalam pelukannya.

“besok nikah yah?” seru Cakka tiba-tiba.

Agni menghembuskan napas panjang dan kembali tersenyum -berusaha semanis mungkin- walau Cakka tak dapat melihatnya “Agni pikir-pikir dulu”

Sepertinya aku tak bisa, aku lebih memilih kamu..

***

Agni menatap sebuah kertas yang ia genggam. Wajahnya tampak pasrah. Kemudian ia kembali memasukkan kertas itu ke dalam amplop coklat besar.

“Hay sayang. Maaf telat” ucap seseorang sesaat duduk di kursi yang berhadapan dengan Agni di café yang di janjikan.

Agni tersenyum ke arah orang itu, lalu memasukkan amplop besar yang tadi ia genggam ke dalam tasnya.

“kok lama?”

“tadi aku ketemu dosen dulu, ga marah kan?”

“ngga kok”

Cakka tersenyum, walau dia dapat membaca raut wajah Agni sekarang. Yang kelihatannya gelisah “terus kenapa kamu ajak aku ketemuan?” tanya Cakka

“ngga boleh yah?”

“bukannya ga boleh, tapi ga biasa aja”

“hehe pengen ketemu kamu aja soalnya”

“oh kirain ada yang penting”

Agni tersenyum –walau dipaksakan- “Kka, kamu masih ingat impian aku ga?”

“impian kamu?” Agni mengangguk “belajar di amerika kan, kenapa?”

“kalau impian aku terwujud gimana?”

“ya bagus dong”

“tapi harus tinggal di sana selama 3 tahun”

“ha?3 tahun? Ngga, ngga boleh”

Agni kembali tersenyum. Ini seperti yang ia pikirkan.

“emang kenapa Ag?”

“oh ga pa-pa kok”

“yaudah, kamu udah pesen makanan ga?”

“udah kok, kamu juga udah aku pesenin”

***

“Ag?” Cakka perlahan memasuki kamar Agni.

“Agni?” ujar Cakka lagi, ia tak melihat Agni di kamarnya.

“ya?” balas seseorang, yang pastinya itu suara Agni

“kamu dimana?”

“di kamar mandi, kamu tunggu aja dulu. Aku udah mau selesai kok”

Cakka mengangguk dan berjalan ke arah kasur Agni, lalu duduk.

“ini apa?” Cakka mengambil sebuah amplop coklat yang berada di atas kasur Agni. Perlahan ia membuka tali yang mengikat amplop itu.

“Agni, kamu…

***

“Kka, kenapa kamu ajak aku ke dufan?” tanya Agni bingung. Mereka berdua tengah berada di dalam area salah satu tempat bermain di Jakarta.

“main dong, ngapain lagi?”

“tapi, tumben kamu ngajak aku ke sini”

“hehe, pengen buat kenangan aja sama kamu”

“kenangan?”

“udahlah ga usah di pikirin, kita masuk aja yuk”

Agni hanya mengangguk lalu mengikuti Cakka memasuki Dufan itu.

“aku mau naik itu Kka, itu juga, yang itu juga” seru Agni girang. Sedangkan Cakka yang berada di sampingnya hanya tersenyum melihat gadisnya itu.

“WAAAAA”

“WOOOO”

“YEEEEE”

“Ag, kamu ga capek apa?” tanya Cakka kelelahan. Mereka telah menaiki hampir semua wahana yang ekstrim di tempat itu.

“ngga! Ayok Kka, naik yang itu lagi” seru Agni semangat tanpa memperdulikan Cakka yang sudah kelihatan sangat kelelahan.

Walau begitu, Cakka tetap saja menemani Agni. Dia tidak mau melewatkan saat terakhir mereka berdua.

“tapi udah itu, makan yah?”

“siap!” Agni langsung saja menarik Cakka ke arah wahana yang bernama Tornado. Wahana yang sangat menguji nyali kita.

“buset Ag, kamu mau naik itu?” Cakka memperhatikan wahana yang menurutnya sangat ekstrim. Orang yang naik, akan di pontang-panting, di putar di atas langit, sungguh sangat menakutkan.

“iya Kka,ayok!” Agni kembali menarik Cakka memasuki tempat antrian.

“WAAAAAAAAAAAA”

***

“gila Ag, sumpah. Gue gak mau naik itu lagi” ujar Cakka sambil meminum jus jeruk yang telah di pesannya tadi.

“Ah, Cakka cemen! Masa gitu aja takut”

“bukannya takut Ag, tapi khawatir kalau pengamannya lepas”

“hahaha, itu mah sa…

Agni tiba-tiba menghentikan perkataannya dan tertunduk lesu.

“kamu kenapa Ag?” tanya Cakka heran. Namun yang di tanya hanya menggeleng tanpa mengangkat wajahnya, masih saja tertunduk.

Cakka lalu berbalik ingin melihat apa yang dilihat Agni tadi. Cakka tersenyum, kemudian menatap Agni lagi. “Ag, naik bianglala yuk?”

Agni mengangkat wajahnya “pulang aja yah Kka?”

“naik bianglala dulu baru pulang”

“tapi ini udah malam”

“please Ag, buat yang terakhir”

“hm” Agni tersenyum dan berdiri “ayuk”

“ya” Cakka lalu menggenggam tangan Agni cukup erat, dan berjalan ke arah wahana yang mereka akan naiki.

Untuk yang terakhir..

***

“wah keren yah” ujar Agni bersemangat –berusaha- walau suara terdengar bergetar. Cakka yang duduk di sebelahnya hanya tersenyum melihat Agni dan suasana malam kota Jakarta dari atas Bianglala itu.

“kapan-kapan kita ke sini lagi yah Kka?”

“ya”

“oia, gimana kalau pas ulang tahun kamu aja? tahun depan”

“ya”

“mungkin kalau tahun depan, kita ga bakal berdua lagi datangnya hehe”

Cakka kembali tersenyum “Ag..” ia kemudian menggenggam salah satu tangan Agni

“ya?” Agni menatap Cakka. Ada apa dengan Cakka? sepertinya ia terlihat sedang menanggung sesuatu yang berat.

“benar apa kata kamu, mungkin kita ga bakal datang berdua lagi tahun depan”

“ya kan? hehe” Agni tersenyum malu.

Namun Cakka hanya mengangkat sedikit bibirnya lalu mempererat genggamannya dan menatap Agni “ya, aku sendirian” lirih Cakka.

Agni yang tadinya tersenyum, tiba-tiba senyuman itu pudar “maksud kamu Kka?”

“kita ga bisa pergi berdua lagi ke sini, tapi..

“tunggu Kka, maksud kamu apa? Aku ga ngerti. Emang kita ga bakal pergi berdua, karena aku memutuskan untuk menikah sama kamu bulan depan”

“tapi Ag..

“maka dari itu, tahun depan kita ga bisa pergi berdua lagi. Karena mungkin kita akan pergi bertiga hehe”

“Ag..

“kamu senang kan? Kita pasti akan senang-senang seperti sekarang. Lebih senang mungkin hehe”

“tapi Ag, kamu..

“nanti sekalian ngerayain ulang tahun kamu aja”

“Ag…

“tapi mungkin kita ga bakal kayak sekarang deh. Nanti kita ga bisa naik, histeria, halilintar, kora-kora, dan tornado lagi. Soalnya anak kita nanti kan ga bisa naik, ga mungkin kan?. Jadi mungkin kita Cuma bisa naik kuda-kudaan, terus mobil-mobila, terus..

“DENGERIN AKU AGNI!” bentak Cakka tiba-tiba.

“Kka aku..

Cakka lalu menarik Agni ke dalam pelukannya. Tangis Agni semakin menjadi. Sesaat Agni berbicara tadi entah Agni sadar atau tidak air matanya keluar begitu saja.

“Kka aku..

“Ag, kamu pergilah ke Amerika besok” ucap Cakka

“tapi Kka aku..

Cakka melepaskan pelukannya kemudian mentap Agni. Tersenyum lalu menggenggam tangan Agni kembali “dengerin yah, sekarang giliran aku yang membuat kamu bahagia”

“Kka, aku sudah memu..

“sst” Cakka meletakkan jari telunjuknya di bibir Agni “kamu ga boleh menolak” Cakka kembali tersenyum manis.

“tapi kena..

“Ag, aku bisa membaca pikiran kamu. Aku tau kalau kamu lagi marah, senang bahkan bingung. Aku tau semuanya Ag. Kemarin aku ga sengaja melihat kertas beasiswa kamu. Dan aku juga tau kalau kamu sebenarnya ingin pergi kan? Kamu tadi tiba-tiba kelihatan lesu saat melihat spanduk tentang sekolah di amerika kan? Please Ag, jangan buat aku jadi penghalang kamu”

“Kka, tolong jangan buat aku berubah pikiran lagi..

“kamu mikirin perasaan aku aja. Aku udah bahagia Ag. Apalagi kamu yang melepaskan beasiswa kamu demi aku. Aku sangat bahagia Ag. Tapi Ag, aku bukan siapa-siapa buat kamu..

“kamu calon suami aku Kka!”

“yah, calon suami. Masih calon kan? Itu yang kamu selalu bilang dulu ke aku. Dan semua itu dapat berubah”

“Kka aku..

“kamu pergilah. Semua tidak akan berubah kok. Cuma 3 tahun kan?”

“itu juga belum tentu Kka”

“nggak pa-pa asal kamu bahagi”

“Kka, aku udah mutusin kalau aku ga bakal pergi. Aku akan tetap tinggal di sini. Lanjutin kuliah aku. Ahku juga udah memikirkan untuk menikah denganmu bu..

“apa kamu bahagia?” sela Cakka. Agni kemudian terdiam, menundukkan kepalanya.

“aku akan selalu sayang kok sama kamu” Cakka perlahan mengangkat kepala Agni. Air mata kini mengalir lagi di kedua mata Agni, namun lebih deras.

“kita juga bisa setelah kamu pulang kan? Cuma 3 tahun, ga lama kok” Cakka kembali memasukkan Agni kedalam pelukannya.

“Kka, aku sayang kamu..” isak Agni, tangisnya semakin pecah di dalam pelukan Cakka. Dia membalas pelukan Cakka dengan erat. Dia sangat beruntung mempunya pacar, sekaligus calon suami seperti Cakka. Cowok yang manja, nyebelin, rese, namun sangat peduli dengan dirinya. Walau ia tahu, gimana rasanya tak bertemu selama 3 tahu. Ia tetap merelakannya..

“aku juga sayang kamu Ag..” balas Cakka.

***

“hah..hah.. maaf telat sayang..”

“habis marathon yah kamu? Kok keringatnya banyak banget” Agni mengambil sapu tangan yang berada di sakunya dan dengan telaten mengelap keringat yang mengalir di wajah Cakka.

“hehe, aku ada urasan tadi”

“urusan apa?”

“ada deh, mau tau aja”

Agni berhenti mengelap wajah Cakka. Menatap Cakka dengan tampang tak suka.

“loh, loh kok ngambek?”

“siapa yang ngambek” jawab Agni dingin. Ckck siapa pun tau kalau dia ngambek kan?

“hehe, maaf yah sayang” Cakka lalu memeluk Agni dari belakang, lalu mengambil sesuatu dari kantongnya dan memperlihatkannya di hadapan Agni. Sebuah kotak berwana merah, berbentuk hati.

Agni heran lalu melepaskan pelukan Cakka “itu apa?”

“buka aja” jawab Cakka

Agni segera mengambil kotak itu, dan membukanya secara perlahan. “Kka ini maksudnya apa?”

Cakka tersenyum dan mengambil isi kotak itu “ini bukan cincin pertunangan lagi Ag, tapi ini..

“kamu melamar aku Kka?” tanya Agni dengan tampang polosnya. Cakka hanya terkekeh lalu mengangguk.

“mau kah kamu menikah dengan ku?” ucap Cakka membuat Agni menjadi terharu dan segera mengagguk semangat.

“tapi apa kamu mau nunggu aku?”

“tentu saja” jawab Cakka mantap

“makasih Kka” Agni kembali memeluk Cakka dengan erat.

‘di beritahukan kepada seluruh penumpang pesawat garuda tujuan…….

“Kka, aku pergi dulu yah. Jaga diri baik-baik. Jangan lupa makan”

“iya”

“jangan ngelirik gadis lain, ingat kamu udah punya istri”

“masih calon”

“ih Kka apa-apaan sih, ngambek nih”

“yee kok gitu aja ngambek”

“hehe, yaudah aku berangkat yah?salam buat mama, papa aku dan mama, papa kamu” Agni mengangkat kopernya dan bergegas pergi.

“tunggu Ag, ada yang kelupaan?”

“ha?” Agni melirik sekelilingnya “ngga kok” jawab Agni

“aku?”

“kamu?kamu kenapa?”

“huh dasar!” Cakka langsung menarik Agni begitu saja ke dalam pelukannya. Membuat koper yang Agni pegang tadi terhempas kelantai.

“kita ga bakalan ketemu selama 3 tahun loh Ag nanti”

“terus?”

“nanti kalau aku kangen kamu gimana?”

“yah liat foto aku aja”

“kalau aku kangen suara kamu gimana?”

“telpon aja”

“kalau aku kangen ciuman kamu gimana?”

“cium kambing aja”

“Agni gitu..”

“hehe, bercanda sayang. Udah yah, aku mau berangkat dulu” Agni melepaskan pelukan Cakka dan mengambil kopernya yang jatuh tadi.

“bener nih ga kelupaan sesuatu?”

“ngga, barang-barang aku ada semua kok. emang yang aku lupa apaan?”

“sini aku bisikin” Cakka menarik Agni lalu membisikkan sesuatu di telinga kanannya.

Tiba-tiba wajah Agni memerah “ih apaan sih”

“hehe, ayo lah Ag. Terakhir nih”

“ngga ah, malu. Banyak orang”

“yah, Agni.. ayodong Ag, ntar aku kangen gimana? ”

“tapi kan..

Cakka tiba-tiba menutup wajahnya dan wajah Agni dengan jaketnya.

“ga ada yang liat kan?”

“tapi..

Sekali lagi Cakka menghentikan ucapan Agni. Namun sekarang dengan bibirnya. Yah, Cakka tengah mencium Agni. Dia pasti akan rindu dengan semuanya, semua tentang Agni. Namun dia harus bersabar, karena setelah itu. Agni, yang notabenya adalah musuhnya dulu akan menjadi miliknya seutuhnya nanti.

***

3 tahun 2 bulan kemudian..

“hhuuuuaaaa akhirnya sampai juga” Agni mejatuhkan dirinya di atas sofa yang berada di rumah.

“Agni, jangan tiduran aja. Bantu mama dan papa ngambil barang kamu di mobil” pinta mama Agni.

“oke” Agni segera bangkit dan berjalan ke luar rumah, ke arah mobil yang terparkir di depan rumahnya.

‘ You’ll never enjoy your life,living inside the box’ Agni mengeluarkan koper-kopernya yang ada di bagasi mobilnya satu persatu sambil bersenandung menyanyikan lagu waiting outside the line by greyson chance

“hey..” sapa seorang cowok di belakang Agni.

“hem..” Agni hanya berdehem tanpa membalikkan badannya malahan sibuk mengeluarkan koper-kopernya.

“hey” sapa cowok itu lagi.

“don't you see I am busy now?”

“no”

“ck” Agni berbalik ingin memarahi cowok itu. Namun sesaat ia membalikkan badannya, cowok tersebut tiba-tiba menariknya dan menciumnya saat itu juga.

Agni kaget! Who is he??!!

“hey boy! Kenapa lo!?” Agni mendorong cowok itu, sampai terjatuh di jalan.

“lo gak berubah yah?” ucap cowok itu sambil berdiri dan membersihkan bajunya yang agak sedikit kotor akibat jatuh tadi.

Agni mengernyitkan alisnya, suara ini.. “lo siapa?”

“lo ga ingat gue?” Cowok itu menatap Agni dan tersenyum.

Untuk sesaat Agni hanyut dalam senyumannya, entah mengapa dia sangat rindu. Agni menggeleng kuat, tanda tak ingat. Walau jujur dia, sedikit merasa orang yang di hadapannya ini sangat ia kenal.

“masih di pakai juga yah cincinnya?”

Agni tersentak. Ia pandangi cowok itu dari bawah hingga atas. Tinggi, putih, punya style yang keren dan senyumannya –sama dengan orang itu-. Hanya cowok yang sangat ia cintailah, mengetahui tentang cincin ini, cincin lamarannya.

“Ca..cakka” ujar Agni kurang yakin

“ya, welcome back Agni” balas cowok itu, yang tak lain adalah Cakka.

Agni tersenyum, air matanya perlahan keluar dari kedua matanya. Ia langsung berlari memeluk Cakka –cowok yang ia sangat rindukan-

“apa aku berubah banget yah? sampai kamu ga ngenali aku lagi?” Agni mengangguk sambil tetap memeluk Cakka.

“jelas dong, aku kan udah jadi model internasional”

“ha?beneran?”

“iya, minggu lalu aku baru pulang dari amerika loh..”

“amerika?? Kamu ga nyamperin aku?”

“ngga, tapi aku sekilas ngelihat kamu kok lagi jalan sama teman kamu”

“terus kamu ga panggil aku?gitu?” Agni melepaskan pelukannya dan sedikit menjauh dari Cakka.

“maaf.. maaf” Cakka terkekeh melihat sikap Agni, yang sama sekali tidak berubah. Ia lalu menarik Agni kedalam pelukannya.

“aku kangen kamu” bisik Cakka

“aku juga, tapi kamu ga ngelirik cewek lain kan?”

“hm, dikit”

“oh gitu..”

“hehe, bercanda sayang. Gak mungkin lah. Orang dipikiran aku kamu terus”

“oh..”

“jadi ntar malam nikah yah?” ujar Cakka tiba-tiba. Agni yang mendengarnya sontak melepaskan pelukannya.

“ntar malam? Gila lo, gue aja baru balik”

“yah, Agni. Ayolaahhh, kamu udah janji kan dulu”

“tapi kan, kalau ntar malam ga terlalu buru-buru?”

“ngga lah”

“tapi kan…

“ayolah Ag. semuanya udah siap kok. Orang tua aku sama kamu aja udah setuju”

“eee..

Cakka kembali memeluk Agni “aku udah ga tahan soalnya..” bisik Cakka tepat di salah satu telinga Agni.

“CAKKA!” teriak Agni, berusaha menjauh dari Cakka. Namun Cakka memeluknya sangat erat.

“siapa suruh ga beri aku jatah selama 3 tahun” Cakka tersenyum licik sambil menaik turunkan alisnya “mau kan Ag?”

“ngga!” tolak Agni cepat

“oh yaudah, aku pergi sama Oik aja lagi”

“ha?Oik?”

“iya, dia meneger aku”

“ha?? Nggak! Nggak boleh!”

“makanya, mau ga?” tanya Cakka lagi. Yang membuat Agni mau tak mau harus menjawab ‘ya’.

“iya aku mau”

“makasih sayang love you..” Cakka memeluk Agni dengan erat. Akhirnya penantiannya selama ini telah berakhir.

“love you too…”

Readmore »»

Minggu, 17 April 2011

Curhatan 1

Ngga ada yang bisa di ajak curhat seputar ICIL nih, sumpah gue bete banget. Emang salah yah gue suka sama ICIL? biar pun mereka masih anak-anak, mereka tuh hebat!punya talenta. Nah elo? bisanya cuma ngejek gue doang, lo kira lo hebat? emang lo punya kelebihan! tapi apa untungnya lo ngejek anak ICIL? lo kate anak ICIL hanya anak-anak doang? kalo di bandingin dengan lo, hebatan mereka dong!

Sudahlah, gue ga mau ngambil pusing tentang lo. Mumet kepala gue!

Sekarang gue mau curhat seputar ICIL. Gue pengen bilang 'GUE KANGEN RIO!!!'
aaa sumpah gue pengen liat my little Prince di tv lagi. Kadang gue iri, sama orang yang sering bbm-an bareng Rio. Tweetnya di bales Rio, sampai anak-anak RFC yang dekat dengan Rio, my sweety heartku T.T
Maklumlah gue masih labil coy (?) walau umur udah tua, tapi gue masih bejiwa muda! buktinya gue masih suka dengan anak kecil. Ckck emang gitu kali sifat lo nad, sukanya sama daun muda. Lo ngga jauh beda dengan itu loh, pacarnya Justin bieber, Selena Gomez.
hm, bicara soal dia gue lagi sebel nih sama Selena Gomez, masa dia habis foto sama GREYSON CHANCE! aaaa ngga ikhlas gue! oke, cuma foto bareng boleh. Tapi kalau tuh si selena mau ngambil Greyson dari gue, AWAS aja! gue cabik-cabik tuh! pengennya yang naik daun semua.
Oke back to the topik!
pengen banget gue denger suara Rio lagi. pengen lihat wajahnya, senyumnya. aaaaaa kalo di ingat-ingat gue jadi senyum gaje T.T
sayangnya dari gue lahir hingga sekarang berumur 15. gue belom pernah bertemu dia! setiap gue ada kesempatan ketemu Rio, pasti dia ga di undang. Buktinya pertama kali gue ngelive cuma ketemu ICIL DIVA, Alvin, Ray, Debo, tapi ada AGNI -my littler princess- tapi ga lengkap kalo gak ada princenya.
coba waktu itu, yang salaman sama gue bukan Alvin melain kan Rio. Gue yakin nih bibir gue gak bisa berhenti tersenyum. Faktanya, setelah gue ketemu Alvin, gue senyum-senyum gaje selama seminggu. bayangin aja SEMINGGU, sampai-sampai temen gue bosan kalo gue udah mau cerita tentang si Alvin.
Nah gimana kalo gue ketemu Rio? sampe busa-busa tuh mulut gue, gue IKHLAS nyeritain gimana bisa gue ketemu dia. But that's only in my dream. yah hanya di dalam mimpi, gue bisa ketemu Rio.
Inti dari semuanya gue kangen DIA!
Galau... galau...galau...


oia ini foto gue bareng Alvin-->
muka gue di gituin soalnya, disitu gue jelek!><
ada foto yg lain lgi, tpi tetep aja gue jelek-_-

Readmore »»