Senin, 14 Maret 2011

BENCI.!!!!BENCII..!!! part 10


“mau kah kau menikah denganku dan menjadi pendampingku selamanya.??” Seru seorang cowok yang tegah berlutut di depan seorang cewek. Dengan perlahan sang cowok menggenggam kedua tangan cewek itu.

Terdengar suara-suara ribut yang berteriak ‘terima..terima..’ begitulah garis besarnya saat menyaksikan adegan tersebut. Namun si Cewek merasa ragu untuk mengatakan iya. Terlihat dari gerak-geriknya yang terlihat malu-malu atau lebih tepatnya di buat jaim.

“dengan senang hati” Jawabnya akhirnya.

“makasih..” Ujar Cowok itu lantai berdiri dan memeluk gadis yang di hadapannya.

“oke bagus.!!” Teriak seseorang menghentikan pertunjukan tadi. “sip, kalo udah begini pertunjukan dramanya pasti akan sukses Cakka, Agni..” Ucap orang itu memberi selamat. Yah kelas Cakka dan Agni sedang mengadakan latihan drama. Kalimat-kalimat yang tadi itu juga merupakan beberapa dialog dalam drama tersebut.

“makasih bu Winda” seru Cakka, Agni bersamaan.

“iya, kalian istirahat dulu. Ibu mau lihat persiapan kelas lain lagi” Seru bu Winda lantas pergi.

“iya bu” Cakka dan Agni gak sengaja bertatapan.

“apa lo.??” sewot Agni.

“he, lo yang kenapa.??” Seru Cakka

“au ah gelap” Jawab Agni seraya pergi meninggalkan Cakka.

“lo masih bertengkar yah sama Agni, Kka.??” Tanya seorang cewek mendatangi Cakka.

“iya Via” lirih Cakka. Yah cewek itu adalah Sivia. Sedari tadi ia memperhatikan kelakuan Agni dan Cakka.

“emang lo apain Agni sih sampe segitu marahnya sama lo.?”

“lo tau kok”

Sivia tampak berpikir “tentang tweet lo.??” tebak Sivia yang dapat anggukan cepat dari Cakka “oh yang sabar yah Kka, emang lo yang salah sih” Hibur Sivia atau lebih tepatnya membuat Cakka lebih down lagi.

Cakka hanya tersenyum dan lantas pergi dari hadapan Sivia.

***

“Ag..” Ucap Cakka berusaha mencairkan suasana yang sangat mencekam buatnya. Sedari tadi Agni tidak berbicara sepatah kata pun selama di dalam mobil. Yups selama Cakka dan Agni tunangan, Agni selalu di antar jemput oleh Cakka.

“hm” jawab Agni cuek.

“masih marah.??”

“nggak”

“kok dingin.??”

“nggak kok”

“tapi kok..”

“udah deh Kka. Gue udah maafin lo kok.” potong Agni.

“tapi kok masih cuek.?”

“lagi gak mood aja ngomong sama lo”

“oh.. eh iya jalan-jalan yuk Ag.!!” Usul Cakka.

“kemana.??”

“terserah lo pengennya kemana”

“hm..” Agni tampak berpikir “deket sini ada taman gak.??gue lagi pengen ke tempat yang kayak gitu”

“taman.??ada kok. Mau ke sana.??”

“mau”

***

“huaahh ada ayunannya.!!” teriak Agni girang berlari ke arah ayunan yang berada di taman itu.

“hati-hati lo Ag.!!” Teriak Cakka yang melihat Agni lari-larian.

“Kka sini..!!” panggil Agni.

Cakkapun menghampiri Agni “kenapa Ag.??”

“dorongin gue, heheh” cengir Agni dengan tampang polos. Cakka tertawa kecila dan segera mendorong Agni.

Beberapa menitpun berlalu tanpa terasa, Agni dan Cakka bermain layaknya anak kecil. Maklumlah masa kecil kurang bahagia mereka ._.V

“MAAF GUE GAK BISA.!!” Teriak seseorang tiba-tiba. Agni dan Cakka menghentikan aktifitas mereka. Mereka berpandangan tanda mereka bertanya ‘ada apa.??’ Namun tanpa berbicara.

“TAPI KENAPA??!” teriak cowok yang mungkin lawan bicara pemilik suara sebelumnya.

Agni dan Cakka semakin penasaran.

“kayaknya ada orang yang bertengkar deh Kka” seru Agni

“iya deh Ag, arahnya dari sana tuh..” Cakka menunjuk pohon yang tidak terlalu dari mereka sekarang.

“liat yuk Kka!!” Agni menarik Cakka dan berjalan menuju pohon itu.

“hey gak baik loh nguping.!” Ujar Cakka ketika mereka telah sampai.

“biarin lah, sekali-kali gak pa-pa kan..” Cakkapun pasrah, ia mengikuti Agni.

Ketika mereka mengintip tiba-tiba #PLAK tamparan keras mendarat mulus di wajah cowok itu. Ternyata sang cewek tengah menamparnya.

“auu” ringis Agni dan Cakka bersamaan. Mereka seperti merasakan betapa sakitnya kalau di tampar seperti itu.

Setelah cewek itu menampar cowok itu, sang cewek hendak pergi tapi sang cowok tidak tinggal diam. Dia menarik sang cewek ke dalam pelukannya.

“bodoh banget tuh cowok, udah di tampar masih aja mau meluk tuh cewek..” komentar Cakka, sedangkan Agni tetap memperhatikan pertengkaran ala telenovela yang ada di hadapannya.

“lo gak bakalan nampar gue kayak gitu kan Ag.??” Tanya Cakka memperhatikan Agni.

Agni mengalihkan pandangannya dari tontonan tersebut ke arah Cakka “emang lo mau gue gituin.??”

“nggak mau lah”

“makanya jangan buat yang aneh-aneh sama gue.!”

“kalau diginiin gak aneh kan.??” Cakka tengah melingkarkan tangan kanannya di pinggang Agni.

“tau ah.!” jawab Agni kesel. Cakka hanya cekikikan melihat reaksi Agni tanpa melepaskan tangannya.

“yah sang cewek pergi.!” Seru Agni kecewa “itu cowok bego banget sih, kejar kek.!” Omel Agni “Ah tungggu..tunggguuuuu...itu kan..” Kalimat Agni menggantung.

“RIO.!!” Teriak Agni dan Cakka bersamaan. Orang yang merasa di sebut tadi sontak berbalik.

“Cakka, Agni.??” Ucap orang tersebut dan berjalan menghampiri mereka. “ngapain kalian di sini?” tanyanya ketika tengah sampai di depan Cakka dan Agni. Sepertinya tamparan cewek tadi keras banget, buktinya pipi kanan Rio masih merah, pikir Cakka dan Agni.

“Ki..kita…” Agni menyenggol lengan Cakka, masa iya mereka mau bilang lagi ngintipin dia.

“eh ah kita lagi jalan-jalan. Tau-taunya liat lo di tampar cewek, makanya kita ngintipin lo” Agni merutuki dirinya sendiri kenapa nggak dia aja yang jawab tadi. “emang tuh cewek siapa sih Yo.?? Kok gue kagak tau yah.??” lanjut dan tanya Cakka.

“dia mantan gue” lirih Rio. Wajahnya di tekuk, terlihat banget kalau dia sedih kehilangan cewek tadi.

Agni jadi tak tegaan melihat sahabatnya seperti itu, ia lalu melepaskan tangan Cakka yang masih nempel di pinggannya dan menghampiri Rio.

“Sabar yah Yo, cewek bukan dia aja kok. Tenang aja lo kan cakep, mana ada cewek yang gak mau sama lo. Ya gak Kka.??”

“iya Yo, tapi di mana-mana cakepan gue dong dari pada AW.!!.” ringis Cakka, Agni menginjak salah satu kakinya. “maaf..” sunggut Cakka.

“tapi cewek tadi namanya siapa.??” Tanya Cakka yang dapat anggukan dari Agni.

“Ify..”

“oh Ify” Cakka dan Agni hanya ber oh ria.

1 detik..

2 detik..

3 detik..

“APA IFY.??!!” teriak Agni histeris “Ify..Ify siapa yo.?? Apa namanya alyssa.??”

“loh.?? Lo kok tau sih.??” Rio menatap Agni dengan pandangan heran.

“dia sahabatnya Agni Yo” jawab Cakka menggantikan Agni. Soalnya Agni masih di alam kagetnya. Seorang Ify, sahabatnya menampar seorang cowok.?? Itu hal yang tak pernah ia lihat dari Ify.

“sahabat Agni.??oh iya.!lo dari jogja kan Ag, baru ingat gue. Ternyata dunia sesempit ini” Rio menggeleng-geleng “dia juga sepupunya Alvin loh Ag. Jangan bilang lo gak tau..” lanjutnya

“oh jadi si Ify yang pernah lo ceritain ke gue, sepupu Alvin sekaligus cinta pertama lo” seru Cakka mengangguk-ngangguk tanda menegerti.

“sepupu Alvin.??mantan lo.??” Agni mengulang-ulang kalimat tersebut. Dia merasa bukan seorang sahabat bagi Ify. Mantan sama sepupunya aja dia kagak tau. “tapi kok dia bisa nampar lo.??”

“cerita masa lalu kok. gak usah diungkit-ungkit” Rio tersenyum miris “udah yah, gue pulang dulu” Rio pun berlalu meninggalkan Cakka dan Agni dengan beribu-ribu pertanyaan di benak mereka apalagi Agni.

“kita juga balik yuk Ag.” Ajak Cakka, sedangkan Agni hanya mengangguk.

***

Esok harinya~

“Woy Agni bangunnnn….” Teriak seseorang menepuk-nepuk pipi Agni.

“ntar lagi yah Deb, Agni masih ngantuk.” Ujar Agni mengubah posisinya yang tadi menghadap ke kanan menjadi terlentang.

“dasar kebo..” seru orang itu naik ke atas kasur Agni. “sayang bangun dong.. Atau nggak aku cium nih..” Ucap orang itu lembut, namun terdengar seperti sebuah bom atom bagi Agni.

#PLEK Agni membuka matanya dengan cepat. Dan sial.!!! Dia terlambat. Orang terkutuk itu tengah menciumnya.

“hurfhdjfndodaj” Agni memberontak. Orang itu pun melepaskan ciumannya dari bibir Agni dan tersenyum.

“Gila lo Kka.!” Kesal Agni mengelap bibirnya yang basah. Yup orang tersebut adalah Cakka “ngapain lo di kamar gue.?gak sopan banget sih lo.” Agni lalu mengubah posisinya menjadi duduk.

“kan udah gue bilang, kalo lo telat lagi. Gue gak akan segan-segan masuk kamar lo” jawab Cakka tersenyum penuh kemenangan (?)

“eh gue gak telat cicak.! Ini masih jam 6.!!”

“jam 6 dari mana.??orang udah jam 6.30”

Agni segera melihat jam yang terpasang di dinding kamarnya. Tenyata yang di katakan Cakka bener. “nyokap gue mana.??”

“kantor kan”

“bokap gue.??”

“di luar negri”

“oh iya yah.!” Agni menepuk jidatnya, dasar. “yaudah lo keluar gih sana, gue mau mandi dulu.” Suruh Agni.

“nggak ah, gue mau di sini.” Cakka membaringkan badannya di kasur Agni.

“lo gak keluar, gue gak bakalan mau lo peluk atau lo cium lagi.!”

“bodo’, kalo gue nya mau. Lo bisa apa.??” Tantang Cakka. Agni hanya menghembuskan napasnya, dia tidak mau terbawa emosi. Ini masih pagi, pikirnya.

“yaudah gue mau mandi.!” Agnipun berlalu ke kamar mandi.

***

“Kka bangun..”

“mm..” Cakka terbangun dari tidurnya yang singkat. “udah siap.??” Tanyanya berusaha berdiri.

“iya”

***

“cie yang udah baikan..” goda Sivia ketika Agni dan Cakka tengah memasuki kelas mereka.

“iya dong, mana tahan Agni marahan sama gue. Iya gak Ag.??” Cakka merangkul Agni yang ada di sampingnya.

“tau ah, capek gue”

“capek apaan lo Ag.??” Tanya Sivia heran.

“capek hidup bareng Cakka..” Agni berlalu ke bangkunya.

“emang lo apain dia lagi sih.??”

“Gue gak ngapa-ngapain kok Via, Agninya aja yang gak jelas”

“oh yaudah”

***

“Cakka gue suka sama lo…” seru seorang cewek

“Ag lo denger gak.??” Sivia dan Agni baru saja dari wc, biasalah panggilan alam. Mereka tengah berjalan ke kelas mereka.

“denger apaan Via.??” Tanya Agni heran.

“denger baik-baik deh” Agni dan Sivia lalu mengheningkan suasana sejenak.

“Maaf gue gak bisa”

“please jangan tinggalin gue. Gue masih sayang sama lo”

“Tapi gue nggak, maaf”

Sepertinya mereka kenal dengan salah satu suara tersebut.

“Ag, ngintip yuk.!kayaknya dari arah kelas kita deh” usul Sivia, Agnipun hanya menganngguk.

#BRAK Agni tiba-tiba mendobrak pintu kelasnya, membuat dua orang di kelas itu sontak berbalik kaget. Begitupun dengan Sivia, dia sangat kaget. Ketika ia dan Agni tengah mengintip, sang cewek tiba-tiba memeluk cowok yang menjadi lawan bicaranya dan menciumnya.

“Agni..” ucap cowok itu lantas melepaskan pelukan cewek tadi.

Air mata Agni kini turun secara perlahan di kedua pipinya. Pikirannya bercampur aduk. Apakah dia harus senang atas kejadian yang tadi dilihatnya atau harus sedih.?? Tapi air mata Agni dapat menjelaskan bagaimana isi hatinya sekarang ini. Sakit..sakit yang ia rasakan saat ini.

“Agni ini gak seperti yang lo bayangin..” seru orang itu menghampiri Agni dan menghapus air mata yang mengalir di pipi Agni dengan ibu jarinya.

Agni tersenyum, dia memperhatikan lekat-lekat cowok yang berada di hadapannya. Ini sudah berakhir.!! “lo sekarang bisa tenang, karena mulai hari ini gak akan ada lagi yang mengikat kita” Agni lagi-lagi tersenyum dan melirik cewek yang berada di belakang cowok itu “Dan lo, gue gak tau siapa lo, tapi bahagiain dia yah!” seru Agni lantas mengambil seluruh barangnya dan bergegas pergi.

Sivia yang sedari tadi memperhatikan peristiwa tersebut lalu menghampiri cowok tersebut yang tak lain adalah Cakka “bisa gak sih lo nggak buat Agni nangis.??” Sinis Sivia lalu mengambil tasnya dan pergi mengikuti Agni.

“Sekarang gak ada yang gangguin kita lagi Kka” Cewek itu datang meghampiri Cakka melingkarkan tangannya di lengan Cakka. Namun Cakka langsung menepisnya.

“BISA GAK SIH LO GAK GANGGU GUE IK.?? SEMUANYA JADI GINI GARA-GARA LO.!!” bentak Cakka dan pergi menggalkan Oik -cewek tadi-

“lo gak bakalan bisa lepas dari gue Kka, Agni yang buat lo mutusin gue, sekarang biar Agni merasakannya juga” Oik tersenyum senang dan bergegas pulang.

***

“AGNI.!!MAAFIN GUE.!!”

Sivia mengintip di balik gorden kamar Agni, ia merasa kasihan melihat Cakka yang sedari tadi terus berteriak seperti itu. Tapi dia lebih kasihan lagi dengan sahabatnya yang tengah menangis di atas tempat tidur.

“Ag..” Sivia menghampiri Agni.

“Via..g..gu..gue gak ta..hu.. har..us nga..pain..”isak Agni menutup wajahnya dengan bantal.

“jujur, lo suka kan sama Cakka.??”

“gue gak tahu..”

“tapi kenapa lo nangis kayak gini.??”

“gue gak tahu. Gue benci sama Cakka. Tapi… ah gue NGGAK TAHU.!!” Teriak Agni frustasi, dia melempar bantalnya kemana-mana..

“AGNI.!!MAAFIN GUE.!!”

“mending sekarang lo ngomong baik-baik sama Cakka. Kasihan noh si Cakka dari tadi teriak-teriak mulu”

“tapi Via, gue harus ngomong apa.??”

“keluarin semua unek-unek lo ke Cakka, terus kalian tentuin apa hubungan kalian akan berakhir sampai di sini atau terus lanjut.” Jelas Sivia. Agni pun terlihat berpikir dan mengangguk.

“tapi lo yang bilangin ke Cakka yah Via, besok gue pengen ketemu dengan dia mumpung besok libur. Tempatnya di Summer Cafe”

“oke” Sivia mengancungkan jempolnya, Agnipun tersenyum “kalo gitu gue balik dulu yah. sekalian mau ngasih tau si Cakka”

“oke”

***

‘halo.????’

‘hay Agni’

‘hay juga. Ini siapa.??’

‘gue Oik, cewek yang bareng Cakka tadi. Inget kan.??’

‘oh ah iya inget kok. Kenapa.???’

‘gue Cuma mau ngomong. Makasih yah udah ngelepasin Cakka buat gue. Tadi gue dan Cakka resmi balik lagi nih. makasih banyak yah..’

‘…..’

‘Agni.??’

‘tuttt….tttuuuuuttttt…’

“mampus lo.!!tinggal menjalankan rencana terakhir.” Cewek itu tersenyum licik.

***

‘maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk’

‘maaf bla..bla…’

Cakka mundar-mandir gaje di kamarnya sambil menggenggam handphonenya. Sesekali iya terlihat meletakkan di telinganya untuk menelpon.

“Argh.!! Lo kenapa sih Ag.!” Cakka membuang dirinya di atas kasur. Yups sedari tadi Cakka berusaha menelpon Agni. Namun yah, Agni tak mengangkatnya kadang di biiarkan berbunyi, terkadang di reject begitu saja.

“Sial lo Ik.!!!”

Drrttt…drrttttt.. tiba-tiba Hp Cakka bergetar. Dengan cepat iya melihat layar hpnya itu, berharap Agni lah yang menelponnya.

Wajah Cakka berubah menjadi lesu, bukan Agni yang menelpon melainkan Oik. Yah Oik yang menjadi penyebab semua ini.

‘Halo Ik. Kenapa lagi.??’ jawab Cakka malas-malasan.

‘jangan gitu dong sayang’

‘alah, cepetan lo mau ngomong apa, kalau nggak gue matiin nih.!!’

‘iya..iya.. Tadi Agni nelpon Oik, katanya dia gak mau lagi ketemu sama kamu, gak mau liat muka kamu lagi. Jangan pernah muncul di hadapannya. Dia nyuuruh aku nyampein itu ke kamu.’

‘Gak usah bohong deh lo.!! Gue gak percaya.’

‘yaudah kalau gak mau percaya. Udah yah, aku Cuma mau sampein itu ke kamu. Bye… tuttt…tuuuttt’

“Ah Shit.!!!” Cakka melempar hpnya ke kasur. Dia bingung. Haruskah dia percaya dengan perkataan Oik atau tidak.? Pernyataan tersebut sedang memperebutkan tempat di otak Cakka.

“besok gue harus minta penjelasan sama Agni. Harus.!!” Cakka mendudukkan dirinya di atas kasur “tapi kata Oik, Agni gak mau lihat muka gue lagi. Pantes dia gak ngangkat telpon gue. Tapi yang ngusulin ketemuan besok kan Agni.. Tapi.. ARGHHH.!!pusing gue.!” Cakka meremas-remas rambutnya. Sekarang dia sedang dilema berat.

To : Agni

Ag, besok jadikan.??

Kalau gak bisa di telpon, mending di sms aja. Siapa tahu di bales, pikir Cakka.

Beberapa menit ia menunggu balasan Agni tapi belum kunjung ada juga. Cakka semakin gelisah. Semarah itu kah Agni.??

Drrttt…drrtttt… hp Cakka bergetar. Dengan cepat Cakka mengambil hpnya ‘1 message’.

‘Semoga dari Agni..semogaa…’ pinta Cakka dalam hatinya.

From : Agni

Jadi

Yes.!!beneran dari Agni. Tapi jawabannya singkat, padat dan jelas banget. Tapi, tak apalah yang penting di jawab.

To : Agni

Aku jemput kamu tidak.??

From : Agni

Gak usah, ketemu di sana.

Kini hati Cakka sedikit lega. Dia segera tidur untuk mempersiapkan semuanya besok

***

“kok dia..”

“Ini gak yang seperti lo banyangin Ag..”

Air mata Agni kini mengalir lagi. “Semua sudah jelas, maaf membuang waktu lo..” Isak Agni dan berlari keluar dari café tersebut.



bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar