Rabu, 23 Maret 2011

BENCI.!!!!BENCII..!!! part 13 (last part)

Jarak tinggal 5 cm untuk menghapus jarak di keduanya.
“BERHENTI.!!!” Teriak seseorang. Semua mata tertuju ke sumber suara tersebut, tak terkecuali Agni dan Cakka.
“PUAS LO NYAKITIN GUE KKA.??PUAS.??!” isak gadis itu, yang tak lain adalah Shilla, mantan Cakka.
Cakka mengkerutkan dahinya. Maksudnya.??
“MAKSUD LO APA SIH SHIL.??” Balas Cakka, yang ikut berteriak.
“KEMARIN LO BILANG, LO CINTA SAMA GUE. MINTA MAAF SAMA GUE. GUE MAAFIN, TAPI LO TETEP KAYAK GINI. LO MAUNYA APA SIH KKA.??”
Cakka semakin heran. Begitupun penonton yang menyaksikannya.
“LO NGOMONG APA SIH SHIL, GUE GAK NGERTI?!”
“UDAHLAH KKA, GUE UDAH CAPEK BERSABAR. LO URUSIN AJA SANA CEWEK LO ITU. DASAR PLAYBOY.!!” Ejek Shilla dan berlalu meninggalkan kursi penonton.
Bayangan Shilla semakin menjauh, namun beribu pertanyaan kini terngiang di pikiran Cakka. Apa lagi Agni yang sedari tadi berada di samping Cakka.
Gara-gara peristiwa yang diluar skenario tersebut penonton menjadi ricuh, dan mulai beranjak dari bangkunya masing-masing.
“maaf atas gangguan teknis ini” ucap pembawa acara lewat sebuah mic.
Rify, Siviel dan Alvin saling bertatapan bingung, dan bergegas naik ke atas panggung menghampiri Cakka dan Agni.
“Shilla kenapa lagi Kka.??” Tanya Iyel mewakili yang lain.
Cakka hanya mengangkat bahunya menandakan tidak tahu lalu menatap Agni yang sedari tadi diam.
“Ag.??” Cakka memegang pundak Agni. Tapi tiba-tiba Agni menepisnya. Entahlah Agni juga tak tahu mengapa dia menepisnya, tangannya seakan bergerak sendiri.
“jangan bilang lo masih pikirin kata-kata Shilla tadi.??” Tebak Cakka, yang mungkin benar “gak usah dipikirin Ag, gue gak punya hubungan kok sama Shilla. Beneran deh”
Agni semakin bingung, apa benar dia memikirkan perkataan Shilla tadi. Tapi apa hubungannya dengan dia.??Cakka bukan apa-apa lagi buat dia.
“Ag??” sekarang Sivia dan Ify yang mencoba mendekati Agni. Agni masih tak bergeming.
“Ag, lo gak pa-pa kan.??” Tanya Ify sambil menepuk pundak Agni.
“ha.??eh iya gak pa-pa kok” Agni tersenyum manis, sambil melirik Cakka yang menatapnya heran.
Bener lo terlalu sempurna.
“udah yuk ah balik, acaranya udah selesai ini” Agni menarik lengan kedua sahabatnya –ify&sivia- berjalan meninggalkan panggung.
Cakka hanya menatap Agni, merutuki nasibnya yang sangat-sangat sial. Hampir saja dia mendapatkan Agni kembali tapi gara-gara virus yang gak diundang, ngehancurin semuanya dengan gampang. Sial.!! Umpat Cakka dalam hati.
“Kka, ikut balik gak??” ajak Alvin
“hm, enggak deh. Kalian balik duluan aja. Gue masih punya urusan di sini”
“oke bye” Rio, Iyel, dan Alvin pun pergi.
‘gue harus nyari Shilla.!’
***
Cakka berkeliling mencari Shilla untuk meminta penjelasan dari semuanya. Setelah beberapa menit dia mencari, akhirnya dia menemukan gadis itu.
Gadis itu tengah menangis di pimggir jalan. Cakka yang melihatnya dengan segera menghampiri gadis itu.
“Shill” ucap Cakka. Gadis yang merasa namanya di panggil, mengangkat wajahnya yang sedari tadi di tenggelamkan di kedua lengannya sambil memeluk lutut. Gadis itu menatap Cakka dengan tatapan kecewa, air mata yang kian mengalir di pipinya.
Cakka menjadi iba. Dia paling gak bisa melihat seorang gadis menangis, apalagi di hadapannya.
“maaf Shil” Cakka duduk di samping Shilla.
“lo tega banget Kka” isak Shilla, air matanya tak kunjung berhenti.
“tapi Shil, bener deh gue gak ngerti sama omongan lo” jujur Cakka
“lo lupa??” tanya Shilla tak percaya
“bukan lupa Shil, tapi gak tahu”
“kemarin lo sms gue kan?” tanya Shilla meyakinkan
“ha??sms??gue aja gak tahu nomor lo Shill”
“jadi yang sms gue siapa??”
“Hp lo mana, gue mau lihat”
Shilla segera mengambil Hp yang berada di saku celananya dan memberikannya ke Cakka.
“Shil, kita jadian berapa lama.??masa lo gak tahu tulisan gue?” tanya Cakka sambil memeriksa sms Shilla. “ini bukan sms gue Shill, dan bukan nomor gue. Nomor gue masih yang dulu, gak pernah gue ganti”
“jadi gue dikerjain??”
“bukan lo Shil, tapi gue”
“maaf yah Kka” lirih Shilla
“buat??”
“semuanya, gue pamit dulu” Shilla berdiri dan pergi meninggalkan Cakka.
“sekarang tinggal mencari siapa dalang dari semua ini” Cakka bangkit dan pergi.
***
“Oh jadi ini semua perbuatan loh yah Ik??” Cakka menghampiri seorang cewek yang sedari tadi berbicara sendiri.
“CAKKA.?!” kaget cewek itu.
“mau lo apa sih sebenarnya Ik??” Tanya Cakka.
Gadis itu yang ternyata Oik kelabakan mencari alasan. Dia telah kepergok saat berbicara sendiri tentang kesuksesan rencananya.
“gak bisa ngomong kan lo?” sindir Cakka.
“gue Cuma mau lo Kka” Ucap Gadis itu mendekati Cakka.
“ah bulshit lo Ik!”
“tapi Kka, apa kita gak bisa seperti dulu?” lirih gadis itu
“eh denger yah lo. Gue dulu pacaran sama lo itu karena faktor kasihan! Dan asal lo tahu yah, GUE NYESEL!” bentak Cakka. Oik syok mendengarnya. Apa benar karena faktor kasihan?
“tapi Kka..
“pantes gak ada cowok yang betah sama lo, walau gue akui lo cantik. Tapi sifat lo tuh gak secantik wajah lo” sindir Cakka.
Yah memang, Oik adalah cewek manja dan pemaksa. Apapun yang dia inginkan harus ia dapatkan dan karena hal itu juga Oik di jauhi oleh teman-temannya. Cakka yang merasa kasihan saat itu lalu menjadikan Oik sebagai pacarnya. Dan mulai saat itu juga Oik mempunyai teman lagi, walau mereka sepenuhnya tak ingin berteman dengan Oik tapi ingin pedekate dengan Cakka.
“Kka..
“udah lah, gue muak lihat wajah lo. Dan satu jangan pernah lo muncul di hadapan gue dan mengganggu hubungan gue dan Agni!” bentak Cakka dan berangsur pergi dari tempat itu. Oik? Dia terduduk lemas sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, yang mungkin ia lakukan untuk menutupi tangisnya.
***
“Hay..” sapa seorang cowok.
Orang-orang yang berada di meja tersebut lantas berbalik, terkecuali seorang gadis. Seorang gadis yang tak tahu sengaja atau tidak, tak mau melihat cowok itu.
“hay Kka” sapa Iyel dan diiringi yang lain.
“dari mana aja lo?” tanya Rio.
Cakka tak langsung menjawabnya, dia lebih memilih untuk duduk terlebih dahulu. Dan sial buat gadis manis yang duduk di samping Cakka sekarang. Bayak bangku yang kosong, tapi kenapa cowok itu harus duduk disampingnya? Gadis itu komat-kamit merutuki nasibnya dalam hati.
“dari beresin masalah kecil” Cakka melirik gadis yang berada di sampingnya tersebut. walau sang gadis tahu akan hal itu, dia berpura-pura tak menyadarinya. Dia malah sibuk mengaduk-aduk minumannya.
“masalah apa?” tanya Rio lagi, yang lainnya hanya mengangguk.
“masalah tentang Oik”
“Oik?kenapa lagi dia?”
“dia bakalan pindah sekolah” jawab Cakka enteng, sambil sesekali melirik untuk melihat ekspresi gadis yang di sampingnya. Namun dia hanya tenang..
“pindah?” tanya mereka yang berada di meja itu dengan kompak, kecuali Agni yang terlihat malas menanggapinya.
“iya dia tadi sms gue” Cakka mengambil hpnya dan memencet sesuatu lalu menyerahkan keteman-temannya.
‘maaf Kka, gue emang salah sama lo. Sebagai gantinya, gue gak bakalan pernah muncul di hadapan lo lagi. Lo bisa tenang sekarang, karena gue bakal pindah sekolah mulai besok. Dan satu hal lagi, langgeng yah sama Agni. Oik’
“gue balik duluan” Agni bangkit dari bangkunya dan bergegas pergi. Yang lainnya hanya mengangguk, terkecuali Cakka.
“apa semuanya gak bisa balik lagi?” lirih Cakka pelan, namun masih terdengar oleh teman-temannya.
“bisa Kka” Ucap Rio
“iya Kka, semua tak ada yang mustahil” lanjut Ify.
“dan gue tahu Agni masih suka sama lo” tambah Sivia.
“kita bakal bantu lo kok” seru Iyel dan Alvin bersamaan.
“makasih yah guys!”
***
“Agni sayang, kesini sebentar” panggil mama Agni.
Agni yang baru saja memasuki rumahnya lantas menghampiri mamanya “kenapa ma?”
“gimana hubungan kamu dengan Cakka?”
“eee yah gitu mah” jawab Agni bingung
“apa semuanya lancar?” tanya mama Agni lagi, namun kali ini Agni hanya tersenyum
“kalian sudah 9 bulan tunangan” 9 bulan? Agni tak pernah menyadarinya, ternyata semua ini sudah berjalan sangat lama. “apa kalian tak punya pemikiran untuk menikah” lanjut mama Agni.
“ha?nikah ma?” kaget Agni. Gimana mau nikah?tunangannya aja gak serius. “Agni belum cukup umur ma” elak Agni, dia tengah mencari alasan.
“dua bulan lagi kalian udah kuliah, dan menurut mama kalian udah cukup dewasa” Skak mat! Agni tak dapat beralasan lagi, dia hanya terlihat pasrah.
“Agni pikirin nanti lagi yah ma, Agni capek, mau tidur dulu” tak menunggu jawaban dari mamanya, Agni segera ngacir ke kamarnya.
***
“apa gue ngomong aja yah sama mama tentang semuanya?” Agni menatap langit-langit kamarnya mencari sebuah jawaban.
“tapi gue takut” takut?takut dimarahin mamanya atau takut tak punya hubungan lagi dengan Cakka?entahlah..
Drrtt..drrttt..
Agni langsung mengangkat telpon tersebut tanpa melihat siapa sang pemanggil itu.
“halo” sapa Agni ketus, dia terlalu malas untuk berbicara
“halo sayang” sapa suara sebrang. Agni kaget, dia segera melihat siapa nama pemanggil itu.
“apa Kka?” tanya Agni lebih jutek
“lagi marah yah?”
“nggak”
“bener?”
“udahlah Kka, ngapain lo telpon gue?”
“mau dengerin suara kamu aja”
“ih najis banget tuh gombalan, gak mempan!”
“benerean Agni, aku sayang banget sama kamu”
“DAN GUE BENCI BANGET SAMA LO.! tuuuuuuttt..
Agni memutuskan sambungan secara sepihak.
***
“loh tante?” kaget Agni mendapati mama Cakka saat turun dari atas tangga.
“hay sayang” sapa mama Cakka.
“tante ngapain ke sini?” Agni menghampiri mama Cakka dan mamanya.
“lagi membahas tentang kalian sayang” jawab mama Agni
Glek! Agni hanya bisa menelan ludah.
“oia sayang, ada Cakka di luar. Kamu temenin gih” suruh mama Cakka.
“i..iya tan. Agni permisi dulu” Agni berjalan dengan lemas, ini hari libur. Hari dimana Agni gak bertemu Cakka di sekolah. Tapi..
“hay Kka” sapa Agni ogah-ogahan. Cowok yang merasa namanya di panggil hanya menoleh sebentar dan berbalik lagi.
“hay Ag” balasnya. Agni menjadi canggung, dia memilih duduk di sampin cowok itu.
Namun tiba-tiba cowok itu bangkit sesaat Agni duduk di sampingnya “gue balik, bilang sama nyokap gue. Kalo mau pulang telpon aja” katanya dan pergi begitu saja.
Agni bingung tapi tak mau ambil pusing. Diapun berjalan masuk ke dalam rumahnya.
***
“eh kalian ngerasa gak, kalo Cakka ngejauhin gue?” tanya Agni pada Sivia dan Ify. mereka tengah makan di kantin.
“kayaknya sih gitu” jawab kedua sahabatnya bersamaan.
“apa gue punya salah yah sama dia?”
“kali” jawab mereka lagi.
“masa sih?”
“lo ingat-ingat aja, apa yang terakhir lo lakuin sama Cakka sebelum lo di jauhin” ucap Sivia.
Agni mengingat-ngingat “mm.. waktu itu gue di telpon Cakka dan gue ngomong..
Agni berhenti berbicara. Ia sekarang mengetahui alasannya. Dan Agni tak dapat mempungkirinya bahwa ia menyesal, sangat menyesal malah.
“jujur sama kita, lo suka sama Cakka atau nggak?” tanya Sivia, Agni menggeleng.
“lo benci sama Cakka?” tanya Ify, Agni lagi-lagi menggeleng.
“terus?” tanya Sivia dan Ify bersamaan.
Lagi-lagi Agni hanya menggeleng! Dia sebenarnya tak tahu bagaimana perasaannya terhadap Cakka.
“cinta mungkin” lirih Agni pelan namun Sivia dan Ify dapat mendengarnya.
Sivia dan Ify saling berpandangan lalu tersenyum. “lakukan apa kata hati lo” Sivia menepuk pundak Agni dan pergi.
“apapun itu pasti benar” Ify juga menepuk pundak Agni dan menyusul Sivia.
“gue gak tahu” lirih Agni lagi, lalu bangkit dan pergi entah kemana.
***
“Kka gue suka sama lo” seru seseorang “lo mau gak jadi pacar gue?” lanjutnya.
Agni yang tak sengaja mendengarnya, tiba-tiba berhenti. Dia berencana pergi ke toilet untuk menenangkan dirinya. Namun ketika melewati lorong kelas 11, Agni mendengar seseuatu dari salah satu kelas yang saat itu sedang sepi.
“Gue..
“please Kka, gue mohon. Gue udah suka sama lo sejak kita smp” pinta gadis itu. Agni yang mendengar itu semua hanya berusaha tenang walau hatinya sangat sakit. Namun begitu Agni tak juga pergi dari tempat itu, malah berniat mendekatinya.
“Kka, apa salahnya mencoba?”
“Gue..
“Kka please terima gue. Gue sayang banget sama lo. Gue bakal ngelakuin apa aja asal lo terima gue”
“Gue..
“STOP!” teriak seseorang “jangan jawab pertanyaan itu Kka” isak orang itu.
“Agni..” kaget cowok itu yang tak lain adalah Cakka.
“iya Kka, ini gue Agni” Agni mendekati Cakka dengan air mata yang masih berlinang.
Ternyata sedari tadi Agni tetap mendengar percakapan Cakka dengan gadis tadi. Ntah mengapa air mata Agni tiba-tiba keluar dan ntah mengapa juga badan Agni terdorong untuk masuk kedalam ruangan tersebut.
“Ag lo kena..
“gue benci sama lo! tapi gue suka sama lo Kka, gue sayang..” isak Agni, ia menyentuh pipi Cakka lembut.
“Ag..
“gue gak bisa hidup tanpa lo Kka, gue gak bisa” Air mata Agni semakin deras keluar.
“Ag gue..
Cakka kaget! Agni tengah menciumnya. Ini untuk pertama kalinya Agni yang punya inisiatif mencium Cakka duluan. Biasanya Cakka yang pertama melakukannya.
Cakka tak menolak sama sekali, dia malah melingkarkan tanggannya di pinggang Agni, membuat mereka semakin berhimpit. Jujur, dia sangat merindukan hal ini.
“maafin gue..” lirih Agni setelah melepaskan ciumannya dan berganti memeluknya.
“gue yang seharusnya minta maaf Ag”
“jangan pernah tinggalin gue lagi” Agni tersenyum, walau air matanya kian mengalir.
“gak akan” Cakka dengan lembut menghapus air mata Agni. Agni tersenyum lagi dan langsung memeluk Cakka
“cieee…..”
“gak capek tuh pelukan mulu?”
“kok hari ini panas banget yah”
“panas? Dingin gini yel” #plak sebuah toyoran mendarat mulus di kepala Alvin.
“loh kok?” Agni heran. Kok semuanya ada di sini?dan lagi gadis yang bersama Cakka tadi ikut bergabung denga teman-temannya?
“sorry Ag, hehe” cengir Cakka.
“maksud lo?” Agni tambah bingung
“ini ide Cakka Ag!” kompak semuanya.
“hehe” Cakka lagi-lagi hanya nyengir menanggapinya.
“CAKKA!!!!” teriak Agni yang akhirnya sadar, bahwa semua ini adalah bagian dari rencana.
“maaf Agniku sayang, kalo gak gini kamu gak bakalan jujur kan? Dan lagi soal cium-ciuman tadi, aku gak nyangka kalo kamu bakal nyium aku. Kapan-kapan lagi yah” goda Cakka sambil melingkarkan tangannya di pinggang Agni
Wajah Agni berubah menjadi merah “apa sih lo!”
Sahabat-sahabatnya hanya tersenyum melihat tingkah Cakka dan Agni.
“terus nikahnya kapan nih? kemarin nyokap gue sama nyokap lo ngomong ke gue pengen banget nimang cucu katanya. Gue sih juga pengen cepet-cepet punya anak ” bisik Cakka.
Wajah Agni semakin memerah “ih gue BENCI BANGET SAMA LO KKA!” teriak Agni.

-THE END-

0 komentar:

Posting Komentar