Senin, 14 Maret 2011

BENCI.!!!!BENCII..!!! part 8


“selamat pagi anak-anak.” Sapa seorang guru yang berjalan masuk ke dalam kelas Cakka dan Agni. Atau sebut saja dengan nama bu’ Winda.

“pagi bu..” jawab anak-anak kelas tersebut dengan kompaknya.

“gimana dengan liburan kalian.??pasti menyenangkan bukan.??”.

‘menyenangkan.?lebih tepatnya sih sangat menyiksa batin dan rohani.’ Seru Agni dalam hatinya sambil melirik-lirik ke arah Cakka. “najis.!”

“nah ibu punya berita bagus buat kalian.”

Anak-anak dalam kelas itu saling berpandangan kecuali Agni dan Cakka, mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Cakka yang sedari tadi mengotak-atik Hpnya entah apa yang di lakukannya, sedangkan Agni mencoret-coret di atas kertas dengan tulisan gaje ‘Cakka is died. Mati aja lo Cak.! Sekalian nikah aja tuh sama KAMBING.!! (._.V).

JUST STORY


“bulan depan sekolah kita akan mengadakan pentas drama. Nah karena itu, ibu bertugas untuk membantu setiap kelas membuat sebuah drama. Terserah drama yang bertemakan apa saja, yang penting menarik dan bagus untuk di tonton.”

“horee..!!” teriak beberapa anak-anak yang senang akan hal tersebut. Namun ada juga yang merasa kecewa, karena mereka yakin percuma saja ada acara begituan toh mereka juga tak bakalan jadi salah satu pemainnya.

“ada yang ingin bertanya.??”

“saya bu..” teriak Sivia sambil mengangkat tangan kanannya.

“iya Sivia.??”

“kalau drama percintaan boleh gak bu.??”

“boleh saja. Kamu punya ide.??”

“hm, nggak sih bu. Cuma nanya aja. heheh”

“oke, ada yang mau bertanya lagi.??kalau tidak ada, mari kita diskusikan tentang drama yang akan pentaskan kelas ini.” Bu Winda mulai menulis di atas papan tulis dengan spidol hitamnya. Mulai dari Judul, tema, tokoh sampai alur cerita.

“nah, siapa yang punya ide.??” Tanya bu Winda setelah selesai menulis.

*krikkkkk tak ada yang menjawab, sampai akhirnya Sivia membuyarkan kesunyian tersebut.

“aku bu..aku bu..” teriak Sivia lagi.

“iya Sivia, kamu punya ide apa.??”

“gini bu’, aku punya cerita tapi gak tau deh kalau bagus. Ceritanya, mm.. ada seorang pangeran nih bu, pangerannya cakep banget.!Manis, tinggi, baik hati, pokoknya perfect deh bu. Tapi pacar aku Gabriel lebih perfect.!!..”

“huuuuuu….” Koar anak-anak sekelas yang mendengar pernyataan Sivia, sedangkan Agni hanya geleng-geleng melihat temannya itu.

“apa si lo pada, dengerin dulu dong sampai selesai” Kesal Sivia “lanjut yah. Dalam ceritanya pangeran lagi mencari seorang tuan putri untuk menjadi pendampingnya. Tapi tak ada yang nyangkut sama hatinya walau sudah keliling dunia untuk mencarinya. Sampai pada suatu hari, si pangeran tidak sengaja menabrak seorang perempuan biasa. Seorang perempuan yang sangat biasa.!! Pada saat itu juga sang pangeran jatuh hati pada perempuan itu, setelah di selidiki. Ternyata perempuan yang bertabrakan dengan sang pangeran adalah penjual roti. Dan ceritanya terus berlanjut sampai pada akhirnya mereka berdua menikah.” Jelas Sivia, yang mendapat anggukan dari teman-teman yang lain.

“hm, boleh juga Sivia. Setuju gak kalau ide Sivia yang di jadiin drama kelas ini.??”

“iya bu…..”

“oke, sekarang kita memilih tokoh atau pemerannya. Mulai dari pangeran, ada yang punya saran.??”

“Cakkaaaa…” Teriak kompak anak-anak cewek dalam kelas itu. Cakka hanya diam saja, toh emang tokoh pangeran cocok banget dengan dia.

“oke pangerannya Cakka.” Bu Winda menulis nama Cakka sebagai pangeran di atas papan tulis. “Selanjutnya tokoh putrinya siapa yang ma..” Belum sempat Bu Winda melanjutkan omongannya, seluruh murid perempuan yang berada di situ mengangkat tangannya kecuali Sivia dan Agni.

“ckckck” Bu Winda menggelengkan kepalanya. “satu aja. Ada yang punya saran gak.??” Lanjut bu Winda.

“gimana kalau Agni aja bu.!!!” Teriak Sivia, tapi Agni tak mendengarnya. Malah sibuk mendengarkan musik dari hedset yang terpasang ditelinganya.

“hm, boleh juga.! Gimana Cakka, kamu setuju Agni yang jadi lawan main kamu.??”

“iya bu..” Jawab Cakka.

“Agni kalau kamu.??”

“….”

“Agni.??”

#tek Cakka menarik hedset yang di kenakan Agni.

“ihh apa sih lo Cak.??” Kesal Agni.

“Agni kamu setuju gak.??” Tanya bu Winda lagi.

“eh..ah.. iya bu.” Jawab Agni tanpa sadar.

“nah kalau begitu tokoh putrinya di pegang oleh Agni dan blalaalbalal..”

*****

“lo jahat banget viaaaa…” Kesal Agni sambil membanting-banting sendok yang ada di hadapannya.

Yah sekarang Agni dan Sivia sedang berada di salah satu meja di dalam kantin.

“hehe, sorry Ag. Soalnya, pasti seru kalo lo sama Cakka yang main” Jelas Sivia, sambil meminum jusnya.

“tapi gak gitu juga kali, pikirin perasaan gue dong.”

“gue udah pikirin Agniiii…”

“pikirin.??pikirin kepala lo peang.??Kalo lo mikirin gue, lo gak bakalan lakuin ini ke gue.”

“yaudah, maaf deh kalo gitu.” mohon Sivia.

“haaa, iya-iya.”

“Hy sayang..” Sapa Gabriel dan duduk di sebelah Sivia. Diikuti oleh Alvin dan Rio. Alvin duduk di samping Iyel, sedangkan Rio duduk di samping Agni.

“Hy juga sayang..” Balas Sivia.

“Udah makan belum.??”

“udah, kamu.?”

“belum nih. Baru juga nyampe.”

“yaudah kamu mau makan apa.? Biar aku pesenin dulu.”

“terserah kamu aja deh.”

“oke.” Sivia pun pergi memesan makanan.

Agni menghela napas panjang. Malas banget dia melihat orang mesra-mesraan di hadapannya. Gak tau tempat banget sih, pikir Agni.

“Kalo orang pacaran itu serasa dunia milik mereka berdua aja yah.?yang lain Cuma ngontrak.” Ejek Agni.

“bukan ngontrak lagi Ag, kita Cuma jadi nyamuk terbang aja.” sambung Rio.

“kok nyamuk terbang.??” Mulai deh si Alvin pikir Iyel, Rio dan Agni.

“yaiyalah dodol, nyamuk di mana-mana tuh terbang vin.! Mana ada nyamuk berenang.!”

“Eh bisa aja kali yo, ini udah 2011 apapun bisa terjadi kali. Buktinya, nih sobat kita yang satu ini.” Alvin merangkul iyel.

“lah.??gue kenapa.??”

“nyadar gak sama alergi lo yang kalo deket-deket cewe jadinya bersin mulu, makanya lo jomblo terus. Tapi sekarang.?? Lo udah dapat pacar kan, dan alergi lo tiba-tiba sembuh. Nah, penyakit lo aja bisa sembuh tiba-tiba. Gimana dengan nyamuk.??yah pastinya suatu saat nanti dia bisa berenang dong.” Jelas Alvin, sedangkan Iyel, Rio dan Agni hanya menggelengkan kepala.

“udah-udah, nyamuk kok di pusingin. Nyamuknya mau terbang kek, mau berenang kek, itu mah terserah dia. Ngapain repot-repot di pikirin. Oia ngomong-ngomong selamat yah Ag, buat pertunangan lo.”

“ha.??Lo tau yel.??”

“yaiyalah, bukan Cuma gue aja lagi. Rio sama Alvin juga tau, ya kan.??” Rio dan Alvin hanya mengangguk menandakan iya.

“ah Cakka nyebelin amat sih, awas lo kalau pulang. Gak selamat.! Enaknya Cakka di apain nih.?”

“bikin sate aja Ag.” Usul Alvin.

“gak-gak kasihan sama fansnya.”

“gimana kalo bikin daging guling.” Ujar Rio ngaco.

“Lo kata Cakka hewan.?”

“emang kan. Namanya aja Cakka.”

“lah.??apa hubungannya sama namanya.”

“Cakka tuh dari kecil di panggil sama nyokapnya cicak. Sampe akte kelahirannya aja hampir di tulis Cicak.”

“ha.??beneran lo yo.??”

“iya, gini nih ceritanya. Waktu bokapnya ngurus akte kelahirannya si Cakka. Kan petugasnya nanya-nanya tuh, mulai dari nama tanggal lahir dll. Nah pas si petugasnya nanya namanya siapa.?? Eh bokapnya Cakka bilang cicak. Petugasnya heran tapi tetap di tulis aja Cicak. ”

“ha.?? Kok bisa cicak.??”

“kata nyokapnya Cakka sih, waktu itu bokapnya Cakka lagi ngelihat Cicak jatuh di kepala petugas itu. Makanya dia bilang Cicak.”

“oh...” Ujar Agni ber oh ria. “oia ngomong-ngomong orangnya mana.??”

“katanya ada urusan sama ceweknya, mungkin ntar lagi dat..ups.!”

“mampus lo Yo.!!” Bisik Alvin dan Iyel.

“oh.” Jawab Agni singkat.

“gimana nih bro.?” bisik Rio khawatir.

“lo tanggung sendiri Yo, gue gak mau ikut campur.” Balas Iyel.

“Gue juga Yo, gue gak ikut-ikutan.”

“ah gimana sih, bantuin gue dong.!”

“hy bro.!hy syang...” Sapa Cakka yang baru datang dan segera duduk di samping Agni.

“hy Cakka.!” Sapa Iyel, Alvin dan Rio. Sedangkan Agni hanya diam-diam saja.

“Lagi ngomongin apa nih.??ngomongin gue yah.?”

“ngomongin cicak.!”

“loh kok Cicak sih Ag.??kenapa dengan Cicak.??”

“ada Cicak mati di buang di tong sampah.!”

“ha.??”

“udahlah Cak, ngapain ngebahas Cicak sih. Mentang-mentang sodara lo. Gue tau kalo lo kasihan sama Cicaknya, tapi gak gitu juga kali.” Ujar Agni gaje.

“haloo Agni.??lo kenapa sih.?”

“nggak pa-pa. Cuma mood gue ngomong baik-baik sama lo lagi gak ada.”

“Kamu kenapa sih sayang.??”

“ah udah lah gak usah ngebahas gue.”

“Agni kenapa sih.??” Bisik Cakka ke yang lain.

“tadi gue keceplosan bilang lo habis ketemuan sama pacar lo Cak.” Jujur Rio.

“ha.??lo bilang yo.?!” Rio hanya mengangguk.

“Agni sayang marah yah.??” Tanya Cakka lembut.

“marah.??siapa yang marah.??” Jawab Agni jutek.

“kok Jutek gitu sih ngomongnya. Cakka minta maaf deh. Tadi itu Cakka cuma minta putus sama Oik kok, gak ngapa-ngapain.!”

“terus.??” Agni menatap Cakka.

“yah maafin Cakka yah sayang..”

“maafin buat apa.??Gue kan gak marah sama lo. Gue lagi badmood aja ngomong sama lo. Dan lagi, terserah lo mau pacaran ato jalan sama cewek lain. Gue gak bakalan marah kok, toh gue sama lo gak ada apa-apa.” Ujar Agni mengalihkan pandangannya dari Cakka dan lebih fokus ke hp yang ia genggam.

“masa Agni gak marah sama Cakka.??Agni gak peduli lagi sama Cakka.??” Seru Cakka manja dan menidurkan kepalanya di pundak Agni.

Agni menatap Cakka yang ada di sampingnya dan tersenyum manis ”Dan sayangnya NGGAK TUH.!!” Ketus Agni dan fokus ke hpnya lagi.

“Agni jahatttt...” Rengek Cakka, mencak-mencak gak jelas.

“mulai deh si Cakka.” Pikir Iyel, Rio dan Alvin yang mengetahui jelas sifat Cakka.

“Bodoh ah Cak. Gue gak peduli sama lo” Seru Agni dingin.

“tapi Cakka peduli sama Agni..”

“so.??”

“yah Agni jahaaattt..”

“siapa lo, siapa gue.??”

“Cakka calon suami Agni, Agni calon istri Cakka.”

“ha.??”

“kita kan udah mau nikah Agni ku sayang..”

(ya tuhan, andai Cakka bilang SAYANG sama aku.>< #abaikan) “terus kenapa kalo udah mau nikah.??” “Agni bakalan selalu sama Cakka.” “Dan itu musibah buat gue” “musibah ato rejeki.??” “rejeki.??najis lo.!” “ahh, Agni sayang..” Cakka tiba-tiba menidurkan dirinya di paha Agni. (ceritanya kursi kantin itu kayak bangku taman, yang dari kayu itu loh. Terus panjang. Ngerti kan.?) “haaaa.. Cakka, pindah gak lo.!Malu-maluin tau gak.!!” “biarin Calon istri Cakka ini.” “tapi ini di kantin Cakka. Lo gak malu.?!” “nggak.” “Ajiipp si Cakka enak banget yah.!” Seru Iyel yang sedari tadi hanya menonton Cakka dan Agni. “iya yel gue setuju sama lo.” Ujar Alvin. “jadi pengen cepet-cepet tunangan sama Via deh.!” “ha.??ngaco lo.” “hehe, gue iri banget sama Cakka soalnya.” “lo aja iri Yel, gimana dengan Rio noh.” Alvin menunjuk Rio dengan dagunya. “woy yo, jangan nangis yo..” “apa sih lo. Siapa yang nangis.?? Gue Cuma cemburu aja.” “udahlah Yo, Agni udah jadi milik Cakka.” “kalo itu mah gue tau Yel.! Tapi gue kan pengen di gituin juga sama Agni..” “hahah, mesum lo. Jangan ikutin Cakka deh, lo tau kan si Cakka kalo udah gitu gak bisa di hentiin.” “iya gue tau Yel, tapi..” “udah-udah mending kalian perhatiin aja noh si Cakka dan Agni. Kayaknya Agni udah marah besar nih.” Lerai Alvin. “Cakka pindah gak lo.?” Agni menatap Cakka tajam yang ada di hadapannya. “gak mau.” “Cakka lo pindah deh, kepala gue jadi pusing gara-gara lo nih.!” “Cakka gak mau pindah sampai Agni nyium Cakka” ujar Cakka seenaknya yang mendapatkan plototan dari Agni. Bukan Cuma Agni tapi Rio, Alvin dan iyel juga yang sedari tadi menonton. “gila lo Cak.?! Nggak-nggak gue gak mau.” “yaudah Cakka mau tidur aja.” Ujar Cakka dan menutup kedua matanya. “haaa…” Agni menghela napas panjang. “oia Sivia mana yel.??kok sedari tadi belom datang.??” Tanya Agni merubah topik dan membiarkan Cakka. “iya yah.!sivia mana yel, kok lama banget??” Ujar Alvin. “hy..” sapa Sivia tiba-tiba. “sayang kok lama sih.??” Tanya Iyel. “hehe, maaf. Tadi ngantri sayang..” Jawab Sivia dan segera duduk di bangkunya. “oh, maaf yah.” “iya gakk pa-pa. Nih makanannya, di makan yah.” “suaappiinn..” “manja banget sih..” Seru Rio dan Alvin bareng. “biarin, iri kan lo berdua.” “nggak yah.” “yaudah gak usah urusin gue. Via sayang suapin dong..” Pinta Iyel manja. Sivia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan lantas menyuapi Iyel. “mau aja lo di gituin vi.” Ujar Agni. “biasalah pacar gue lagi datang manjanya. Oia Cakka mana Ag.?tadi gue ketemu dia, katanya mau kesini.” “nih.” Agni menunjuk Cakka yang tengah tertidur di pahanya. “astaga.. Lo sama Cakka punya hubungan apa sih Ag.?Cuma tunangan doang ato jangan-jangan lo udah nikah lagi.!?” “ha.??gila lo Siv. Amit-amit dah gue nikah sama nih cowok. Lagian kalo tiduran kayak gini sih mending, dari pada waktu di ba…ups..” Agni segera menutup mulut dengan kedua telapak tangannya. Mampus gue salah ngomong.!!pikirnya. “Lo ngapain di bali.??” Selidik Sivia, Iyel, Rio dan Alvin. “ha.??e..eeee.. gue gak ngapa-ngapain kok. Cuma jalan-jalan aja gak lebih.!” Seru Agni meyakinkan tapi tetap saja gak ada yang percaya, malahan tatapan curiga terus terpancarkan dari sorot mata teman-temannya itu. “gak percaya..” Ujar Sivia di sertai anggukan dari Iyel, Rio dan Alvin. “udah-udah, gak penting banget sih.” “penting.!” Seru siviyelrivin. “apa sih.! Gak usah ngebahas itu dong...” Ngambek Agni. “yah, yaudah deh Ag. Kita gak bahas itu lagi deh.” Pasrah Sivia “balik yuk ah, bentar lagi bel nih.” “ayuk.” “kalian duluan aja, si Cakka belum bangun nih.” Ujar Agni. “yaudah kita duluan yah Ag.” Kompak siviyelrivin dan berlalu meninggalkan Agni dan Cakk. “Cak..bangun Cak..” Agni memukul-mukul pipi Cakka pelan. “mm..beberapa menit lagi deh sayang.” Seru Cakka. “bukan itu masalahnya Cakka, kita udah mau masuk nih.” “biarin. Bolos satu jam pelajaran aja.” “tapi kan..” “Istri harus patuh sama suami.!” Ujar Cakka yang dapat plototan tajam dari Agni. “Istri.??halo Cak.??mimpi siang bolong lo.??” “iya gue mimpi siang bolong dan mimpi itu akan segera menjadi nyata.” Cakka tersenyum manis dan menatap wajah cewek yang berada di depan wajahnya. “kenapa lo senyum-senyum.??ada yang lucu.?” Kesal Agni. “nggak. Cuma ngerasa Agni cantik aja.” Aku Cakka. Agni hanya memutar bola matanya dan mendengus kesal. “udahlah gak usah gombal. Gue benar-benar gak mood hari ini.” “gak mood kenapa.??” “gara-gara lo.” Jawab Agni singkat. “lah.??kok jadi gue sih.?” “pikirin aja sendiri.. balik yuk ah, tinggal kita berdua nih di kantin.” “gak mau, malas..” “terus mau lo apa.??” Agni menatap Cakka yang ada di pangkuannya. “mau Agni.” Jawab Cakka manja. “ha.??” “sini deh Ag.” Cakka menyuruh Agni agar mendekat. “kena..” ‘Cakka.!’ Agni kaget. Belum sempat Agni bertanya, Cakka tiba-tiba menarik kepalanya dan menciumnya. ._.V Agni berkomat-kamit dalam dirinya, mengutuk Cakka, mengejek Cakka. ‘lepaskan.!!’ Agni berusaha melepaskan tangan Cakka yang memegang erat kepalanya, tapi hasilnya nihil. Apa boleh buat, Agni hanya bisa pasrah. ***** “haa.. tuh kan Kka, kita jadi gak ikut pelajaran ke tiga dan ke empat deh.!!.” Omel Agni saat memasuki mobil Cakka, yang tengah terparkir di tempat parkir sekolahnya. “yah, sekali-kali gak pa-pa lah Ag.” Ujar Cakka santai. “itu elu.! Gue.??” Agni menghembuskan napas panjang “sekali lagi lo gituin gue, gue pindah beneran!” Ancam Agni. “so.?? Lo gak bakalan bisa jauh-jauh dari gue deh.” “pede banget tuh omongan.” “yah jelas lah. Coba buktiin berani gak lo pindah ke luar negri trus gak pernah ketemu gue lagi.?pasrti nggak kan.??lo gak ketemu gue sehari aja pasti udah kayak cacing kepanasan.” “ya..ya.. terserah lo deh. Paling lo juga yang kayak gitu.” “ha.??atas dasar apa gue kangen kalo gak ketemu sama lo.??” “atas dasar cinta.” Ujar Agni ngaco. “atas dasar cinta.??atas dasar cinta itu bukannya lagu yang di nyanyiin rosa yah.??” “itu mah ayat-ayat cinta Kka.! Gak nyambung banget tau.!!” “ohehe” “udah ah pulang yuk.!capek, mau tidur.!” “mau pulang ke mana.??” Agni menatap Cakka heran. “ha.?yah pulang ke rumah.” Jawab Agni. “iya, tapi mau pulang ke rumah gue atau ke rumah elo.??” “ke rumah gue lah.!senggang amat tuh gue ke rumah lo.” “siapa tau lo mau ketemu sama mertua lo lagi.” Ujar Cakka yang mendapatkan pelototan tajam dari Agni. Mertua.??haloo masih calon sob.!gumam Agni dalah hatinya. “iya deh, gue mau ke rumah lo.” Nah lo.??kok.? “ngapain.??” “dodol.!udah ah, cepetan berangkat.!” *** “siang tante..” sapa Agni yang tengah memasuki rumah Cakka. “eh ada nak Agni.” Seru mama Cakka dan berjalan menghampiri Agni. “iya tan.” “tumben ke sini.” “pengen main aja tan, gak pa-pa kan??” “nggak pa-pa, malah bagus itu. Biar tambah deket sama Cakka.” Tambah deket.?? “ha.?eh iya tan.” Tambah deket.?? “oia Cakka nya mana Agni.??” Tanya mama Cakka celingukan mencari sosok anaknya itu. “dia lagi masukin mobil tan.” “oh yaudah, kamu masuk dulu sayang. Anggap rumah sendiri, tante mau ke dapur dulu.” “iya tante” Mama Cakka pun berlalu meninggalkan Agni. Agni yang melihatnya Cuma berkomat-kamit dalam hatinya, seperti membaca sebuah kutukan. Kutukan kematian. (?) Gue senang sama mamanya, tapi anaknya.??mending kucing nya.! Eh, tunggu dulu, emang Cakka punya kucing yah.??ah sebodo amat, intinya gue benci Cakka.!!Gak ada kata ‘cinta’ di kamus gue buat dia. *** “agnii.??” Panggil Cakka yang tengah selesai memasukkan mobilnya. “iyaaa” “oh lo di sini.” Cakka mendapatkan Agni sedang makan cemilan sambil menonton siaran tv. “kenapa.??” Tanya Agni tanpa memalingkan pandangannya dari tv. “nggak, lo tunggu di sini dulu. Gue mau ganti baju.” *** “Ag, lo udah tau peran lo nanti.??” Tanya Cakka menghampiri Agni yang masih tengah asik menonton tv. “ha.??nggak. Gue aja gak tau kalau gue jadi lawan main lo.” Jawab Agni. “Agni sayanngg, kemana aja sih dari tadi.? Lo gak denger yang di omongin bu Winda yah.??” “nggak, emang bu Winda ngomong apaan.??” “terus lo kenapa bilang iya.?” “refleks” “oh..” Cakka manggut-manggut gak jelas. “yaudah lo intinya mau gak.??kalau gak mau nanti gue bilangin sama bu Winda deh.” “eee…mm…” 1 jam kemudian #tapi bo’ong haha “ya tuhan Ag, lama banget sih mikirinnya.! Udah berkarat gue tau nungguin lo Cuma bilang ‘iya’ ato ‘nggak’ ” Omel Cakka. “sabar napa Cak, gue juga bingung.” “bener-bener lo yah.! apa sih susahnya jawab iya.?” “susah banget Cak.! Harus melewati seleksi dulu, udah itu di kirim ke otak, trus di uji dulu. Nah kalau ngeklik baru gue jawab iya.!” Jelas Agni gaje. “udah sampai mana tuh jawaban.??” “hm..sampe hati gue, kenapa.??” “terus hati lo bilang apa.??” “hati gue..hati gue bilang..” Agni diam sejenak sambil terlihat berpikir. “hm hati gue bilaaanngg.. Oh My God.! Hati gue bilang ‘IYA’.!!” teriak Agni benar-benar tambah gaje. Cakka menggeleng-gelengkan kepalanya. “jadi intinya lo jawab iya.??gitu.??” “eee, terpaksa..” “yaudah, besok sepulang sekolah kita di suruh ngumpul.” “oke.oke” Agni memfokuskan dirinya ke layar tv lagi, sedangkan Cakka ke hpnya. bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar