Senin, 14 Maret 2011

BENCI.!!!!BENCII..!!! part 11

“kok dia..”
“Ini gak yang seperti lo banyangin Ag..”
Air mata Agni kini mengalir lagi. “Semua sudah jelas, maaf membuang waktu lo..” Isak Agni dan berlari keluar dari café tersebut.
“AGNI.!!!GUE BISA JELASIN.!!” Teriak Cakka. Ia ingin mengejar Agni tapi di cegat oleh Oik.
“Lepasin gak Ik.!!” Bentak Cakka.
“Gak usah kejar dia lagi, dia udah gak mau ketemu sama kamu lagi Kka. Gak usah harapin dia lagi. Ada aku di sini, ada aku yang akan selalu berada di sisi kamu.” Oik menatap Cakka sendu, mengelus pipinya dengan lembut.
“ah BULSHIT lo Ik.!!” Cakka menepis tangan Oik dan segera berlari mengejar Agni.
“Gue gak main-main Kka. Inilah hukumannya karena telah mencampakan gue. Ini masih awal, tunggu balasan yang lebih dari ini.” Oik tesenyum licik dan bergegas pergi dari café itu.
***
“Agni dengerin penjelasan gue dulu dong.!” Cakka berhasil mengejar Agni, sekarang ia sedang menahan salah satu tangan Agni agar tak lari lagi darinya.
“mau jelasin apa lagi Kka.??Semuanya udah jelas. Lo tenang aja, gue gak bakalan genggu hidup lo lagi” Agni menangis sejadi-jadinya.
“tapi Ag, lo salah. Semuanya gak seperti yang lo baya…
“Apa Kka.??apa.??jadi yang gue lihat, semua Cuma khayalan gue sendiri.??jadi saat lo ciuman dengan Oik itu juga Cuma halusinasi gue doang.??”
“…” Cakka tertunduk. Pernyataan Agni sangat benar. Tapi.. “tapi Ag, bukan gue yang ngelakuinnya..”
“Gue tau bukan lo yang mulai duluan, tapi kenapa lo gak menghindar atau setidaknya lo lepasin. Kenapa Kka.??kalau gue gak datang mungkin lo gak bakalan lepasin kan, iya kan Kka.??” Badan Agni semakin bergetar.
“Tapi Ag..
“cukup Kka.!! Gue capek, gue mau pulang.!!” Agni menepis tangan Cakka dengan keras dan pergi begitu saja.
Cakka masih terdiam di tempat. Dia bisa jadi gila gara-gara ini semua.
***
“yang bener lo Kka.??” Cakka mengangguk lemas. Sudah 2 minggu Cakka tak berhubungan lagi dengan Agni. Sekedar menyapa pun tak pernah.
“sabar yah Kka lo pasti bisa” hibur Alvin. Cakka hanya mengangguk lagi.
“iya Kka, pasti semua ada jalan keluarnya.” Lanjut Rio
“Makasih guys, tapi Agni udah gak peduli lagi sama gue” lirih Cakka
“Hay..Hay..” Seru Sivia dan langsung duduk di bangku samping Iyel “hay sayang kok pada sedih gini.??oia kok Agni jadi lebih murung sih.??”
“Agni sama Cakka lagi bertengkar say”
“loh bertengkar.??bukannya kalian udah baikan yah.??” tanya Sivia bigung.

“belum” jawab Cakka lesu
“kok bisa.?gimana ceritanya Kka.??”
“lo tau kan kalau gue sama Agni janjian.??” Sivia mengangguk tanda tahu
-flashback on-
-Cakka p.o.v-
“hay Kka…” Oik nyamperin gue dan duduk di samping gue. Tanpa di suruh.!
“hay” gue menjawab dengan ogah-ogahan. Kok bisa Oik ada di sini.??Apa kebetulan.??tapi kok..
“kamu lagi apa di sini.??sendirian.??”
“apa urusan lo.??”
“pengen tau aja” Oik tersenyum dengan senyum sok di manis-manisin. Gue muak banget liat dia.!! “udah pesen makanan.??” Tanyanya lagi.
“belum” jawabku singkat.
“aku pesanin yah” tanpa menunggu jawaban dari gue, dia langsung memanggil pelayan dan memesan makanan. Ternyata dia masih inget makanan kesukaan gue.
“makan yah Kka. Gue teraktir deh” gue terima aja tuh makanan. Mau gimana lagi, gue laper. Soalnya gue belum makan dari tadi. Pusing mikirin Agni.
“hahaha, kamu lucu banget sih Kka..” Oik tiba-tiba mengambil tissu dan melap pinggir bibir gue. Tapi gue tepis tangan dia. Yaiyalah Cuma Agni doang yang boleh gituin gue.!gue udah insaf.!!
“gak usah malu-malu deh sayang..” Oik kembali mengelap bibir gue.
Dengan sigap pun gue menepisnya lagi. Namun gue terlalu emosi menepis tangannya, dan alhasil dia hampir jatuh dari kursi. Untungnya gak jadi, karena gue menahannya. Gue tarik salah satu tangannya.
Tiba-tiba Agni datang, dia kaget ngelihat gue, gue pun begitu. Dia kaget melihat posisi gue dengan Oik sekarang. Karena hampir jatuh gue menarik Oik ke dalam pelukan gue tadi. Tapi di lihat dari sisi manapun gue terlihat seperti memeluk seorang pacar dengan kasih sayang.
Gue sadar akan hal itu, dengan cepat gue melepas pelukan gue yang sebenarnya Cuma pertolongan dari gue.
Air mata Agni mulai menetes pada saat itu. Gue jadi bingung. Kalau gue mengatakan sebenarnya Agni juga pasti gak akan percaya. Dan pada saat itu juga kami bener-bener putus.
-flashback off-
“ohh jadi gitu..” Sivia mangguk-mangguk tanda mengerti “terus.??”
“yah gitu deh. Gue gak punya hubungan lagi sama Agni. Semua udah selesai.”
“sabar yah Kka” Sivia menepuk-nepuk puncak kepala Cakka yang tengah terbaring di atas meja.
‘debo’ tiba-tiba nama tersebut terbayang di kepala Cakka.
“oia Via, lo tau gak cowok yang namanya debo.??” Sivia kaget.!
“lo..lo kok tahu debo Kka.??”
“lo tahu siapa dia.??” Sivia mengangguk pelan tanda ia tahu, siapa cowok itu. “dia siapa Via.??”
“di..dia.. dia calon tunangan Agni dari kecil..” Sivia menjawab sambil menggit bibirnya, sebenarnya dia takut untuk mengatakannya. Tapi.. ini demi Agni juga..
“WHAT TUNANGAN.??!” Teriak CRAG kompak, mereka kaget. Agni punya tungan selain Cakka.??
“tunggu..tunggu.. maksud lo apa sih Via, kalau debo tunangan Agni dari kecil, terus gue apanya dong.??tunangan simpanan, gitu.??” Cakka terlihat kecewa dengan pernyataan tersebut.
“tunggu dulu dong Kka, gue belum selesai ngomong. Gini, debo emang tunangan Agni tapi itu dulu. Jadi lo bukan tunangan simpanannya Agni. Mana ada juga julukan kayak gitu, ngaco lo ah..!”
“terus yang namanya debo..debo itu sekarang dimana.??”
“udah nikah”
“ha.??nikah.??gimana ceritanya Via.?”
“dulu Agni waktu di jogja sangat menyukai kakak kelasnya –debo-. Ditambah lagi kedua orang tuanya yang akrab membuat semuanya semakin baik. Debo nembak Agni, so pastilah si Agninya mau” semua menyimak cerita Sivia dengan serius, tak ada dari mereka berempat yang melakukan kegiatan lain.
“dan kalian tahu…”
“nggak” jawab Alvin dengan polosnya. Sivia, Cakka, Iyel dan Rio hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sahabatnya itu.
“saat mereka –debo,agni- tahu bahwa mereka telah ditunangkan sejak lahir, Debo menolak mentah-mentah. Agni kecewa. Dan dia lebih kecewa lagi saat tahu bahwa dia Cuma dipermainkan oleh Debo. Agni Cuma di jadiin barang taruhan oleh teman-teman Debo. Akhirnya Agni pindah ke sini, selain karena ayahnya dapat tugas di sini. Itu juga merupakan salah satu alasan kenapa dia ingin pindah” Jelas Sivia.
“pantes dia nolak pertunangan lo dengan dia” seru Iyel yang mendapat anggukan dari sahabat-sahabatnya kecuali Cakka, sang pemeran.
“iya” Cakka menjadi lesu kembali.
“tapi kok kamu tahu sih sayang.??” Tanya Iyel.
“aku pernah denger Agni ngigau. Terus aku penasaran, jadi aku tanya deh Debo tuh siapa.”
“oh”
“oia Kka, lo jangan pernah-pernah nyebut nama debo di hadapan Agni” peringat Sivia.
Cakka menatap Sivia bingung, seolah bertanya ‘kenapa.??’
“pokoknya jangan deh, waktu dia nyeritain tentang debo ke gue aja. Dia sampai nangis histeris” Sepenting itu kah debo buat Agni.??lantas siapa Cakka buatnya.?
“trus apa yang harus gue perbuat.?? Gue udah cinta mati kayaknya sama tuh cewek aneh” jawab Cakka semakin lesu
“kayaknya ada yang pernah bilang ‘siapa juga yang mau punya pacar kayak dia’ ” seru Iyel.
“mana nyolot banget lagi” lanjut Alvin.
“eh tau-taunya sekarang..” Rio menggantungkan kalimatnya, di liriknya Iyel dan Alvin secara bergantian.
“ku ingin kau menjadi milikku..” Iyel tiba-tiba bersenandung.
“entah bagaimana caranya..” lanjut Alvin
“lihatah mataku, untuk memintamu…” sambung Rio.
Jreng.. entah dari mana Rio mendapatkan sebuah gitar yang tengah berada di tangannya sekarang. Rio menaiki meja kantin yang mereka tempati. Begitupun dengan Alvin dan Iyel. Cakka dan Sivia kaget melihatnya
“ehmm.ehmm.. permisi teman-teman.” Ucap Rio menghentikan aktifitas teman-teman sekolahnya yang sekarang berada di kantin, untuk menatapnya.
“kami ingin menyanyikan sebuah lagu untuk sehabat kami yang sedang sakit. Atau lebih tepatnya sakit hati.” Lanjutnya.
“hhuuuaaahhh Riooooo… Alvinnnn… Iyellll….” Teriak para murid saat itu. Semua histeris melihat idolanya itu.
“dulu dia sangat membenci seorang cewek” Seru Iyel
“karena hanya cewek itulah yang dapat menolak ajakan darinya. Dia sangat kesal terhadap cewek itu. Dan ingin membuat cewek jatuh cinta kepadanya” lanjut Alvin
“namun sekarang.. Inilah keajaiban cinta.. Dia tak ingin melepaskan cewek itu dari dekapannya.. dia terlalu cinta mati katanya” sambung Rio.
“tapi takdir berkata lain. Cinta mereka tak bisa bersatu..” Iyel tiba-tiba menarik Cakka naik –atas meja- mengikuti mereka.
“woy gila lo..” bisik Cakka ke sahabatnya itu.
“Lihat noh di sana ada Agni..” Rio menunjuk seorang cewek dengan dagunya.
Cakka lalu menyipitkan matanya agar dapat melihat cewek yang di maksud Rio. Agni, yah itu Agni, Cewek yang membuat dia seperti ini. Dia tengah berdiri tak jauh dari tempat kami. Mungkin dia ingin menghampiri Sivia, tapi sepertinya ia kaget mendengar ucapan dan omongan Rio, Iyel, dan Alvin. Siapapun tahu, bahwa yang dimaksud Trio kwek kwek ini dalah dirinya.
“ini saatnya” Bisik Iyel. Cakka memandangi Iyel tanda tak mengerti. Namun Iyel hanya tersenyum menanggapinya. Ia melirik sahabatnya yang lain, dan mereka hanya tersenyum.
Tiba-tiba Rio memetik beberapa senar gitar yang ia pegang membuat sebuan nada lagu. Nada lagu yang pelan tapi meneduhkan hati.
‘Andai engkau tahu.. Cakka tiba-tiba mengucapkan sebuah lirik yang seirama dengan petikan gitar Rio.
‘bila menjadi aku, sejuta rasa di hati.. Lama t’lah ku pendam..tapi akan ku coba mengatakan’ Cakka melanjutkan nyanyiannya, namun pandangannya tak lepas dari sosok Agni.
‘Ku ingin kau menjadi milikku..entah bagaimana caranya..lihatah mataku, untuk memintamu’ secara perlahan namun pasti, Cakka menuruni meja tersebut. Teriakan dan sorak sorai pengunjung kantin tersebut membahana, menyaksikannya.
‘Ku ingin jalani bersamamucoba dengan sepenuh hati..ku ingin jujur, apa adanya dari hati’ Cakka menyusuri kantin itu, berjalan sambil tetap memandang sosok perempuan itu.
‘Kini engkau tahu..aku menginginkanmu, tapi tak’kan ku paksakan..Dan ku pastikan..kau belahan hati, bila milikku…’ langkahnya terhenti, di hadapanya kini telah berdiri perempuan itu. Perempuan yang menjadi pelabuhan cintanya. Perempuan yang selama ini tak pernah bersamanya lagi.
Cakka menatap lekat-lekat kedua mata yang berada di hadapannya. Dia merindukan tatapan ini. Teriakan murid-murid semakin histeris.
Alunan dari gitar yang dimainkan Rio tak berhenti. Seakan menuntutnya untuk melanjutkan nyanyiannya. Digenggamnya kedua tangan gadis itu.
‘Ku ingin kau menjadi milikku..entah bagaimana caranya..lihatah mataku, untuk memintamu..Ku ingin jalani bersamamu..coba dengan sepenuh hati..ku ingin jujur, apa adanya..Menarilah bersama ku.. dengan bntang-bintang..Sambutlah diri ku untuk memelukmu…’ Di tatapnya wajah yang sangat ia rindukan. Rindu.!! Itulah perasaanya saat ini.
Cakka menghembuskan napasnya ‘dari hati..’ dia mengakhiri lagunya dengan sebuah senyum manis.
“jangan tinggalin aku..” Belum sempat Sang gadis menjawab. Cakka telah menghapus jarak di antara mereka. Teriakan semakin heboh.. Rio menghentikan permainan gitarnya dan tersenyum, begitupun dengan Alvin, Sivia dan Iyel.
Namun reaksi sang gadis jauh dari bayangan mereka. Sang gadis –agni- mendorong dengan kuat cowok itu, melepaskan sentuhan manis dari bibirnya. Jujur, walau dia sangat merindukan sentuhan itu. Tapi sakit yang ia rasakan jauh lebih besar.
Agni membalas tatapan cowok itu, tatapan yang terpancarkan bahwa ia sangat kecewa. Kecewa dengan tindakannya. Agni lalu tersenyum miris.
“Jangan pernah lakukan itu lagi kepada perempuan lagi, kasihan cewek kamu” ucap Agni miris, tapi masih berusaha menyunggingkan sebuah senyum.
Cewek.??cewek aku Cuma kamu Ag.!!Cuma kamu.!.. Cakka tersentak, seseorang tengah memegang salah satu tangannya. Cakka melihat orang itu, emosinya tiba-tiba mencapai ubun-ubunn melihat orang itu.
“Oik” yah oiklah yang memegang tangan Cakka.
“janji loh, jangan kecewain cewek kamu lagi” Agni lagi-lagi tersenyum.
“tapi Ag..
“aku harus balik ke kelas” potong Agni dan segera berbalik.
“tunggu Agni.!” Cakka menarik tangan Agni dengan tangannya yang bebas.
“lepasin aku Kka. Aku gak berhak memilikimu lagi. Kamu lebih memilih dia dari pada aku. Lepasin…” Agni menepis tangannya Cakka dengan keras dan terlepas. Agni segera lari meninggalkan Cakka dan seluruh penghuni kantin di sana.
“AGNI.!!” Cakka ingin mengejar Agni. Namun, lagi..lagi dia di cegat oleh Oik.
“udah Kka, biarkan dia sendiri” Ujar Oik. Emosi Cakka semakin memuncak.
“jangan pernah ada di hadapan gue lagi. Gue MUAK lihat wajah lo.!” sinis Cakka dan berlalu meninggalkan Oik.
Sivia, Iyel, Rio dan Alvin saling menatap. Benar-benar kacau.!! Pikir mereka.
***
Percayalah padaku..
Lihat mataku, apa ada kebohongan di sana.??..
Apakah perkataanku tersebut hanyalah angin lalu buatmu.??..
Apa semua ini tak dapat membuatmu percaya.??
Percayalah padaku..
Langit, Awan bahkan Daun dan Bunga..
Yang menyaksikan semua ini..
Dapat memberitahumu, bahwa tak ada sebuah kebohongan dari ucapanku..
Percayalah padaku..
Maaf, mungkin kesalahan itu masih berbekas di hatimu..
Masih terpikirkan olehmu..
Namun kau harus tahu..
Tak ada suatu kedustaan dari semuanya..
Tak ada yang hanya sebuah rangkaian kata..
Rangkaian yang sudah ku atur sebelumnya untuk membuatmu percaya..
“maaf Kka, untuk kali ini gue gak bisa percaya sama lo lagi..” Agni melempar sebuah boneka beruang dan sebuah surat tepat ke dalam tempat sampah yang berada di kamarnya.


bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar